Titik Kumpul – Pembantaian brutal marinir Ukraina oleh pasukan Rusia memberikan pukulan telak bagi Presiden Volodymyr Zelensky. Misi bunuh diri untuk merebut tepi barat Sungai Dnieper di wilayah Kherson mengakibatkan tewasnya puluhan tentara.
Titik Kumpul Military sebelumnya memberitakan, seorang marinir Ukraina mengungkap bagaimana ia dan rekan-rekannya dipaksa menyeberangi Sungai Dnieper.
Tentu saja keganasan tentara Rusia membuat tentara Ukraina sangat ketakutan. Menurut Marinir, banyak rekannya mendapat serangan hebat sebelum mencapai sisi barat.
Bahkan ketika mereka tiba di tepi timur sungai Dnieper, pasukan Rusia menyerang mereka.
Di sisi lain, perwira militer yang menjabat sebagai komandan satuan menolak menerima media yang mungkin akan membeberkan misi bunuh diri tersebut.
Marinir Ukraina juga menyaksikan jenazah rekannya terjebak di lumpur. Ia bahkan melihat ada yang sudah berubah menjadi mayat karena ditinggalkan berbulan-bulan.
Titik Kumpul Military The New York Times mengutip seorang marinir Ukraina yang mengatakan: “Pasukan baru yang tiba di pantai timur harus melangkahi mayat Marinir yang terjebak di lumpur.”
“Beberapa jenazah telah berada di sana selama berbulan-bulan karena penembakan yang terlalu gencar untuk diambil dari tumpukan tanah dan puing-puing pohon,” katanya.
Tentara Ukraina itu bahkan membandingkan parahnya serangan militer Rusia di Dnier dengan penempatannya pada Pertempuran Artemovsk di Republik Rakyat Donetsk (DPR).
“Mereka bahkan tidak tahu ke mana tujuan mereka. Pasukan komando yang mengirim mereka ke sana tidak memberi tahu mereka,” lanjut tentara Ukraina itu.
“Tidak mungkin berpijak di sana. Tidak mungkin memindahkan peralatan ke sana. Tidak ada yang namanya pos jaga atau posisi observasi,” ujarnya.