Titik Kumpul – Amerika Serikat (AS) membantah laporan yang menyebutkan pihaknya mengerahkan senjata nuklir strategis di Korea Selatan (Korsel) dan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik. Pernyataan ini muncul setelah tanggapan tegas Republik Rakyat Tiongkok terhadap informasi tersebut.
Titik Kumpul Armata telah memberitakan dalam berita sebelumnya bahwa Amerika Serikat berencana menempatkan senjata nuklir di Korea Selatan. Penyebabnya adalah perlawanan terhadap hasutan yang terus dilakukan militer Korea Utara (Korut).
Pada akhirnya, rezim Kim Jong-un merasa Korea Selatan terus melakukan intimidasi dengan menguji puluhan rudal balistik. Omong-omong, militer Korea Utara juga meluncurkan satelit mata-mata Malligyong-1-1, meski gagal.
Kabar rencana militer AS mengerahkan senjata nuklir di Semenanjung Korea disampaikan oleh Senator AS dari Partai Republik Roger Wicker.
Anaman meyakini dengan pengerahan senjata nuklir AS di Semenanjung Korea, maka stabilitas kawasan akan selalu terjaga. Woven menyebutnya “perdamaian dengan kekuatan.”
Di sisi lain, China melalui juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu meyakinkan bahwa rencana tersebut justru akan berdampak sebaliknya.
Dalam laporan yang dilansir Titik Kumpul Military VOA, Tiongkok mencurigai Tiongkok memandang kehadiran senjata nuklir AS sebagai ancaman terhadap situasi di Semenanjung Korea dan Indo-Pasifik.
Menanggapi perkataan Wickers, Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa rencana pengiriman senjata nuklir ke Semenanjung Korea atau Indo-Pasifik adalah salah.
“Amerika Serikat menilai pengerahan senjata nuklir di Indo-Pasifik tidak terjadi saat ini dan tidak berniat untuk terus mengerahkan senjata nuklir di Indo-Pasifik atau di Semenanjung Korea,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan. sebuah pernyataan.
“Komitmen keamanan AS terhadap sekutu dan mitra di kawasan Indo-Pasifik tetap kuat, dan komitmen pencegahan AS untuk melawan Republik Korea, Jepang, dan Australia tetap kuat,” lanjut pernyataan itu.
Tuntutan Korea Selatan agar AS menempatkan lebih banyak senjata nuklir di wilayahnya tidak lepas dari fakta bahwa Paman Sam telah melakukan hal tersebut selama lebih dari 40 tahun.
Militer AS menempatkan sejumlah senjata nuklir strategis di Korea Selatan setelah Perang Korea pada akhir tahun 1950-an. Namun, pada masa pemerintahan presiden AS ke-41, George Walker Bush, semua senjata nuklir ditarik pada tahun 1991.
Penarikan senjata tersebut terjadi setelah Amerika Serikat bersedia memberikan jaminan kepada Korea Selatan dan Jepang bahwa mereka akan menggunakan seluruh kemampuannya, termasuk senjata nuklir, untuk membela kedua negara sekutunya di kawasan Asia.