Titik Kumpul – Gerakan Menyelamatkan Pengurus Pusat Persatuan Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) Hotel Aston Kartika, Grogol, 27 Januari 2024 jelas menolak hasil keputusan Rapat Konsensus (Rakor) 2024 yang digelar di Jakarta Barat.
Asep Noordin, Ketua Harian PP Pordasi Jabar, mengatakan kampanye Selamatkan Pordasi merupakan bentuk respon seluruh penunggang kuda di Indonesia yang menyadari bahwa gerakan Pordasi perlu mengikuti aturan sesuai AD/ART yang bersangkutan. Keputusan rapat penghubung PP Pordasi dinilai tidak sah karena tidak mengikuti aturan.
“Kami melihat Pordasi bekerja melawan hukum dan AD/ART itu sendiri. “Gerakan penyelamatan Pordasi bukanlah gerakan ekstremis; Dia bukan orang yang ingin menghancurkan Pordasi, tapi dia ingin memperkuat organisasi kita,” tegas Asep.
Kampanye Selamatkan Pordasi melibatkan perwakilan 17 gubernur Pordasi, sebagian dari 24 anggota Pordasi yang didukung oleh komunitas balap dan komunitas kuda di Indonesia.
Salah satu hasil rapat musyawarah Pordasi yang ditolak adalah UU KONI Pusat No. 195 Tahun 2023 untuk memperpanjang masa jabatan PP Pordasi yang dipimpin Triwatty Marciano hingga November 2024.
Pengelolaan Tanah Portugal; Perwakilan Sulut dari Jawa Barat dan Jawa Tengah menghadiri rapat musyawarah pimpinan PP Pordasi untuk menolak hasil rapat musyawarah tahun 2024.
Jejen Rusyana Dyan yang menjabat Sekretaris Jenderal PP Pordasi Jabar kembali menegaskan, rapat konsultasi Pordasi 2024 tidak boleh mengambil keputusan apa pun. Menurut dia, rakor tersebut hanya untuk menyampaikan informasi dari PP Pordasi kepada pemerintah pusat.
Namun jika dilihat dari hasilnya, sepertinya apa yang disampaikan PP dalam keputusan tersebut tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan dalam rapat organisasi. “Rapat koordinasi tidak mengambil keputusan karena menginformasikan kepada organisasi Pordasi akan adanya perubahan,” ujarnya.
Kemudian PP Pordasi Sulawesi Utara (Sulut), Sherpa Manembu mengatakan, menurut kalangan KONI, masa jabatan Ketua Umum PP Pordasi harus berakhir pada 31 Januari 2024.
Secara resmi, pengurus PP Pordasi sudah dibubarkan, ujarnya.
Sementara itu, PP Pordasi Jateng yang diwakili langsung oleh Ketua Umum Jateng M. Danang mendesak Munas Pordasi segera digelar seiring dengan berakhirnya masa jabatan PP Pordasi pada 31 Januari 2024.
Menurut dia, rapat koordinasi tahun 2024 bukan untuk mengambil keputusan. Namun Danang memastikan sudah ada keputusan terkait perpanjangan PP.pordasi hingga akhir Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 dalam rapat konsultasi.
Apalagi jika hasil pembahasan dalam rapat pembahasan dianggap sebagai keputusan PP Pordasi, percuma saja, karena anggota pemerintahan Pengprov Pordasi yang hadir tidak memenuhi kuorum, kata Danang.
Danang mengatakan, tidak ada pemungutan suara persetujuan anggota yang hadir dalam rapat koordinator pimpinan. Bahkan perwakilan Pemerintah Daerah Jawa Barat dan Sulawesi Utara mengaku menolak penjelasan Ketua Tim KONI Pusat, Letjen TNI. Membasahi. Eko Budi Prasetyo Tentang Alasan Dilaksanakannya Perintah KONI.
Di luar dugaan, penolakan dari perwakilan sistem pemerintahan diabaikan dan tidak dituangkan dalam risalah rapat. Oleh karena itu, organisasi Boloka Pordasi SK KONI No. 195 Tahun 2023. Memperpanjang masa jabatan administrasi; Sebab, bertentangan dengan AD ART Pordasi 2020 yang mengatur perundingan nasional dan lainnya. Gerakan Selamatkan Pordasi ini mengikuti tatanan Konferensi Bisnis Nasional Yogyakarta yang diselenggarakan pada November 2023 oleh Pordasi. Khusus TPP (Kelompok Terpilih dan Jaringan) diminta dibentuk dalam waktu tiga bulan hingga 11 Februari 2024. PP Pordasi juga harus segera menggelar rapat nasional. Ini kesempatan pertama setelah pemilu menjelang Ramadhan 2024 mendatang,” ujarnya.
Kampanye Selamatkan Pordasi mengingatkan PP Pordasi periode 2020 – 2024 yang telah habis masa jabatannya mulai 1 Maret 2024. Oleh karena itu, selain tugas menyelenggarakan Munas 2024, PP Pordasi juga bukannya tanpa perintah.
Ia meminta direksi yang telah habis masa jabatannya segera menyampaikan laporan kinerja dan pertanggungjawaban keuangan periode 2020 – 2024.
Kampanye Selamatkan Pordasi diketahui melibatkan mayoritas anggota Pordasi, dengan dukungan penuh 90 persen tim dan pemilik kuda dari komunitas balap dan kuda di seluruh Indonesia.
Kampanye ini juga dilakukan oleh kelompok sponsor acara dan penyelenggara event berkuda seperti EQINA yang tergabung dalam Komisi Berkuda PP Pordasi musim 2012-2015 dan 2015-2019. Selama itu, EQINA sukses menyelenggarakan perlombaan Roda dan Kuda di seluruh keanggotaan FEI, terlepas dari Pordasi.