JAKARTA, Titik Kumpul – Isu klaim berlebihan beberapa produk perawatan kulit lokal kembali menghebohkan masyarakat. Salah satu kasus yang terjadi adalah ketika suatu produk pemutih dinyatakan mengandung 10% niacinamide pada kemasannya.
Namun hasil uji lab yang dilakukan oleh penulis konten dan seorang dokter (yaitu Dokter Detektif) menunjukkan bahwa konten sebenarnya hanya 1%. Kesimpulan ini membuat banyak konsumen merasa tertipu, karena efek pencahayaan yang dijanjikan tidak sesuai dengan kenyataan.
Saat itu, isu yang sedang viral menarik perhatian beberapa orang berpengaruh. Nama Tasi Farasia terungkap setelah terungkap produk yang di-endorsenya terbukti kemahalan dalam uji lab Doctor Who.
Sebagai seorang beauty influencer ternama, Tasya menuai kritik dari berbagai pihak karena ikut mempromosikan produk yang tidak memenuhi persyaratan semua pihak.
Menanggapi hal tersebut, Tasia bergerak cepat memperbaiki keadaan. Melalui unggahan terbaru di akun Instagram pribadinya, ia mengumumkan aturan baru persetujuan kosmetik.
Dalam unggahan bertajuk “TnC Terakhir Tasi Farasya”, ia menjelaskan akan ada syarat tambahan bagi brand yang ingin berkolaborasi dengannya.
Tasya menegaskan, mulai saat ini pihaknya tidak hanya memastikan produk lolos uji BPOM, tapi juga mewajibkan setiap produk yang disetujui untuk memberikan hasil uji laboratorium independen.
“Karena banyak produk yang membuat klaim mubazir tentang bahan-bahan yang tidak terdaftar, ke depannya selain memastikan produk lolos uji BPOM, saya juga akan meminta hasil uji lab dari setiap produk,” tulisnya.
Langkah ini diambil untuk melindungi pengikutnya dari produk di bawah standar. Tindakan Tasia mendapat ulasan positif dari para pengikutnya, yang yakin Tasia melakukan hal yang benar.
“Hal ini saya lakukan demi keamanan dan kenyamanan seluruh penonton. Terima kasih atas pengertian dan dukungannya,” pungkas Tasia.
