Titik Kumpul Lifestyle – Pemilik anak perusahaan terdaftar lokal di Israel tidak dapat diidentifikasi oleh aplikasi dengan memindai kode batang produk. Faktanya, dana terus mengalir ke Israel melalui saham mereka di perusahaan milik negara setempat.
Amirsya Tambunan, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang mendapat informasi bahwa perusahaan-perusahaan lokal tersebut mempunyai hubungan dengan Israel, mengatakan bahwa yang pertama adalah NO! Balik halaman untuk detailnya, ayo!
“Iya, perlu dicek lagi untuk memastikan tidak ada kesalahan,” ujarnya.
Selain itu, pengamat pasar modal dan spesialis investasi Desmond Weera mengatakan aplikasi NO!THANKS bekerja dengan membaca barcode pada produk. Menurut dia, hanya perusahaan yang memproduksinya saja yang bisa diketahui dari barcode produknya. Aplikasi memeriksa apakah produk yang dipindai termasuk dalam daftar boikot atau tidak. Namun, lanjutnya, pemohon sebelumnya telah menyusun daftar perusahaan yang akan diboikot.
“Oleh karena itu, aplikasi tidak bisa mengetahui siapa pemilik saham perusahaan tersebut. Tinggal mengetahui siapa perusahaan yang membuat produk tersebut, ujarnya.
Pengamat konflik Timur Tengah dan diplomasi Indonesia sekaligus akademisi Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN), Masirofa kaget mendengar kabar tersebut. Dia meminta agar perusahaan lokal yang memiliki hubungan dengan Israel dibuka untuk umum.
“Penting untuk terbuka kepada publik karena masyarakat perlu tahu,” ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat mencari tahu perusahaan-perusahaan lokal yang punya hubungan dengan Israel melalui saham-saham BUMN yang dimilikinya.
“Melihat fenomena ini, kita harus berhati-hati dan memperhatikan masalah ini ke depan. Artinya produk-produk itu harus kita lacak lagi, harus kita lacak, kita harus jelaskan ke masyarakat dan harus kita jelaskan ke masyarakat, ujarnya.
Menurutnya, masyarakat harus diberi informasi secara detail tentang keberadaan perusahaan lokal yang terkait dengan Israel.
Oleh karena itu kita perlu semua kalangan untuk bersama-sama menyosialisasikan masalah ini, ujarnya.
Sebelumnya, aktivis pro-Palestina Aresdi Mahdi mengklaim semua perusahaan lokal tidak memiliki hubungan dengan Israel. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat menyelidiki semua perusahaan besar lokal yang sudah go public untuk mengetahui apakah mereka memiliki hubungan dengan Israel.
“Memang benar perusahaan lokal diciptakan secara lokal. “Tetapi seluruh pundi-pundi perusahaan lokal harus diperiksa ulang untuk melihat apakah mereka terhubung dengan Israel atau tidak,” katanya.
Begitu pula jika suatu merek dibeli dari perusahaan di negara pendukung Israel, meski perusahaan lokal, kata Ares, perusahaan lokal tersebut tetap harus membayar royalti.
“Penghargaan ini milik Israel,” katanya.
Mengenai sejauh mana ikatan perusahaan lokal dengan Israel, ia mengatakan besarannya berbeda-beda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.
“Belum dibuka untuk umum karena ini perusahaan publik dan tidak semua orang paham bagaimana aliran dananya,” kata Ares.