Titik Kumpul Showbiz – Neeta Vair yang dikenal sebagai ‘bocah kosong’ karena pemikirannya yang agak lamban, mengungkapkan bahwa gambar tersebut bukan sekedar gimmick. Dalam penampilannya di podcast Raditya Dicka, Neeta Vair berterus terang tentang perbedaan cara kerja otaknya yang sedikit lebih lambat dibandingkan orang pada umumnya.
Menurut Neeta Vair, penyebab kondisi tersebut adalah virus yang menginfeksi dirinya saat ia masih dalam kandungan. Gulir terus, oke?
“Jadi waktu saya hamil, ibu saya sering makan makanan mentah agar tetap sehat. Dia tahu virusnya banyak, jadi masuk ke dalam rahimnya,” kata Nita Weir, dilansir Kamis, 2 Mei 2024.
Jadi ketika saya dalam kandungan, ibu saya memberi makan virus, virus itu masuk ke janin, tambahnya.
Akibat virus tersebut, Neeta Vair tidak dapat dilahirkan karena dokter menyarankan ibunya untuk melakukan aborsi.
“Ibuku menangis, akhirnya ke dokter dan memintanya untuk menghilangkan virus tersebut karena terlalu tinggi,” ujarnya.
Namun, ada salah satu dokter yang memberikan harapan agar janinnya bisa diselamatkan, meski biayanya terlalu mahal.
“Tapi ada dokternya, namanya Yosef, bukan Yusuf, aku lupa. Dia dokternya Rafi Ahmed lho. Katanya berobat boleh, tapi mahal, Rp 500 ribu per kapsul, tadi kamu harus meminumnya selama sebulan”, tambahnya.
Neeta Vair bersyukur dia dilahirkan dalam keadaan sehat sempurna dengan seluruh organ tubuhnya. Namun, ia masih merasakan efek sisa virus di otaknya.
“Untung waktu lahir aku nggak cacat, nggak apa-apa, tapi aku kayak monyet. Soalnya rambut di depan banyak. Rambut di badan cuma satu,” kata Nita Weir.
“Jari-jarinya utuh, matanya utuh, hidungnya utuh. Alhamdulillah tidak ada cacat. Tapi virusnya masih ada di otak, tidak bisa dihilangkan, hanya bisa tidur,” ulangnya. .
Toksoplasma merupakan virus yang menyerang otak dalam kandungan sehingga dapat mengganggu fungsi berpikir otak.
“Kalau virusnya sudah dalam keadaan sadar, bisa menghambat otak untuk berpikir sejenak,” imbuhnya.
Selain itu, Neeta Vair juga mengakui bahwa selain pola pikirnya yang agak lambat, ia juga sering mengalami kelupaan meski belum sampai pada tingkat yang parah.