Titik Kumpul Denpasar – Sebuah video yang beredar di media sosial baru-baru ini memperlihatkan keluhan dan perilaku meresahkan seorang pria saat mengisi bensin di sebuah SPBU. Momen tersebut belakangan menjadi viral dengan video viral yang diunggah ke berbagai situs media sosial, salah satunya diposting pada Selasa. Dibagikan oleh akun Instagram @undercover.id pada 13 Agustus 2024.
Dalam video tersebut, terlihat seorang pelanggan pria memprotes pelayanan pegawai SPBU. Tanpa alasan, hal ini tak lepas dari tindakan petugas SPBU yang membebankan biaya administrasi pengisian bahan bakar kepada pelanggannya.
Pertengkaran terjadi di sebuah SPBU setelah pengemudi menolak menerima tarif 50.000 kyat yang diminta oleh petugas SPBU dan dianggap sebagai protes.
Menurutnya, dengan seragam dan topi berwarna merah. Biaya pemrosesan ini dikenakan setiap kali Anda ingin membeli bahan bakar. Apalagi, sudah menjadi aturan di seluruh SPBU.
“Di mana-mana sama pak,” kata seorang petugas SPBU pada 13 Agustus 2024 seperti dikutip Titik Kumpul.co.id.
Merasa tidak bisa diterima dan tidak masuk akal, pelanggan BBM ini membenarkan adanya kebijakan tersebut dan meminta petugas membuktikan bahwa aturan ini berlaku di seluruh SPBU.
Alih-alih memprotes tarif layanan 50.000, kebijakan baru tersebut justru diprotes keras karena tidak ada aturan tertulis.
“Tidak ada aturannya, aturannya sudah tertulis, lihat. Kalau kamu lihat, saya kasih 5.000,” kata pria itu dalam video.
“Saya beli Pertamax, bukan Pertalite,” imbuhnya.
“Itu juga tidak dilakukan di tempat lain,” katanya.
Jalan Pulau Komodo, berdasarkan informasi yang dihimpun, Dauh Puri Klod, Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar Hal tersebut sebenarnya terjadi di Bali.
Pertamina menyalakan suaranya.
Sebuah video viral yang beredar di media sosial menarik perhatian banyak orang, termasuk Pertamina. Dalam hal ini, manajer komunikasi manajer area; Hal ini dibenarkan oleh Ahad Rahedi dari Regional Jatimbalinus Pertamina Patra Niaga of Relations and Corporate Social Responsibility.
Peristiwa yang diunggah SPBU 54.801.53 di media sosial itu benar terjadi pada Senin, 13 Agustus 2024 di Jalan Pulau Komodo, Dauh Puri Klodi, Kota Denpasar Barat, Bali, katanya. 2024, 13 Agustus, Selasa, 13 Agustus
Terkait video viral tersebut, tim Pertamina Patra Niaga sedang melakukan sidak langsung di lokasi. Setelah masalah tersebut berhasil ditemukan, konsumen mengajukan keluhan untuk membeli bahan bakar Pertamax yang menggunakan kaleng.
“Saat dilakukan pemeriksaan, ternyata pelayanan tersebut melanggar SOP yang telah ditentukan,” kata Ahad.
Reaksi warganet
Sontak, video yang beredar di media sosial ini berhasil mendapat reaksi dari netizen di media sosial. Beberapa warganet merespons bahwa itu adalah pemerasan yang dilakukan pekerja SPBU.
“Kasus pemerasan seperti ini sering terjadi,” tulis salah satu warganet.
“Sebenarnya itu biaya metodenya,” sahut yang lain.
“Lebih baik ke SPBU sebelah, karena pelayanan dan sopan santunnya lebih baik,” tulis netizen tersebut.
Untung saya selalu isi SHELL, maaf hanya karena pelayanan Pertamina dan Shell sekarang berbeda (mohon buktikan), tulis yang lain.
“Kasihan sekali petugasnya,” sahut yang lain.
“Toilet jenis ini harusnya gratis di setiap SPBU,” sahut yang lain.
“Mbanya jadi WNI bahkan cosplay jadi anggota DPR,” teriak yang lain.
“@pertamina @ptpertaminapatraniaga @pertamina.135 mohon ditindak aparat yang merugikan konsumen,” tulis lainnya.