Benarkah Bisa Transaksi Ratusan Juta Lewat Pulsa

JAKARTA, Titik Kumpul – Saat ini Indonesia sedang dihebohkan dengan fenomena perjudian online. Bahkan ada dugaan menggunakan ponsel atau pulsa sebagai sarana bermainnya.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi penyalahgunaan kredit dalam jumlah besar untuk kegiatan ilegal.

Oleh karena itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi segera mengambil tindakan drastis dengan membatasi jumlah transfer pulsa per hari maksimal Rp satu juta.

Namun, benarkah pinjaman hingga ratusan juta rupee bisa ditransaksikan? Steve Saerang, Senior Vice President – ​​​​Head of Corporate Communications, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), menyampaikan pandangannya mengenai masalah tersebut.

Meski mengaku tidak memiliki data spesifik, ia menyarankan untuk bertanya kepada pihak berwenang seperti PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) atau kementerian terkait.

“Saya tidak bisa menjawab karena saya tidak punya datanya. Bisa ditanyakan ke PPATK atau kementerian,” ujarnya, Selasa malam, 6 Agustus 2024 di Jakarta.

Steve Saerang menjelaskan, berdasarkan data transaksi yang dimiliki Indosat, tidak ada indikasi transaksi pinjaman mencapai ratusan juta rupee per nomor.

“Tidak ada deal yang sampai ratusan juta ya, tidak ada transfer kalau melihat deal yang ada,” jelasnya. Ketika ditanya apakah pembatasan transfer kredit akan mempengaruhi operasional IOH, Steve menjawab dengan diplomatis.

Menurutnya, fokus peraturan ini adalah untuk memberantas aktivitas perjudian online dan Indosat mendukung penuh inisiatif pemerintah tersebut. Selain itu, IOH mendorong penggunaan aplikasi untuk membeli layanan seperti musik, media sosial, dan paket data.

“Kami yakin tidak. Nah, fokus aturan ini adalah untuk perjudian online. “Di sisi lain, kami mendorong pelanggan untuk membeli layanan dalam aplikasi seperti musik, media sosial, paket data,” ujarnya.

Membandingkan penggunaan aplikasi, Steve Saerang mengatakan lebih dari 50 persen dari 100 juta pengguna Indosat menggunakan aplikasi untuk membeli layanan.

“Iya (pelanggan) masih beli over the counter. Ini yang terus kami dorong, tapi itu rekor dari kuartal lalu. “Kami mendorong (pelanggan) untuk membeli melalui aplikasi,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *