Titik Kumpul Lifestyle – Gula aren belakangan ini menjadi salah satu alternatif pemanis pengganti gula pasir yang banyak digunakan masyarakat Indonesia. Gula palem diketahui memiliki kandungan glikemik yang lebih rendah dibandingkan gula pasir sehingga aman dikonsumsi setiap hari.
Banyak sekali jenis gula jawa yang dijual di pasaran dengan varian dan kualitas yang berbeda-beda, sehingga harga mempunyai pengaruh yang besar. Yuk lanjutkan membaca artikel selengkapnya di bawah ini.
Ditemukan oleh Direktur PT. Mitra Palm Internasional, Naufal A. Sahid menyatakan, harga gula aren asli dan berkualitas cukup mahal mengingat bahan bakunya sendiri diperoleh dengan harga mahal.
Namun selain harga tersebut, ada juga kualitas yang pasti didapat konsumen. Pemilihan gula aren yang asli dan berkualitas tentu menjadi pertimbangan masyarakat.
Oleh karena itu, diyakini secara luas bahwa biasanya gula yang disukai semut merupakan tanda keaslian gula yang tidak mengandung bahan pengawet.
“Mungkin pernyataan seperti itu benar. Selain itu, produk Magoela bersifat alami. Kami tidak menggunakan campuran bahan kimia dan bahan pengawet,” jelas Naufal kepada Titik Kumpul, saat ditemui di Jakarta belum lama ini.
Perbedaan gula aren asli dan palsu terlihat pada rasanya. Gula aren asli tanpa pengawet cenderung terasa manis dan tidak menyengat tenggorokan.
Sedangkan gula aren palsu yang mengandung banyak gula tambahan akan terasa sangat manis dan menimbulkan sensasi tidak enak di tenggorokan.
“Kami membuat gula jawa asli, tidak dicampur.” Kalau kita campur misalnya 50 persen gula jawa dan 50 persen gula pasir sama saja, mending dijual gula pasir saja,” jelas Naufal.
Saat ini gula aren hadir dalam berbagai bentuk dan varietas. Misalnya ada gula aren cair atau sirup, gula semut atau pasir enau, dan gula aren berjamur atau lengket.
Dari ketiga jenis ini kegunaannya berbeda-beda. Gula aren cair paling cocok untuk mencampur minuman seperti kopi dengan susu.
Sedangkan gula aren yang berbentuk butiran sering digunakan untuk campuran kue, dan gula aren yang berbentuk lebih sering digunakan untuk mengisi jajanan pasar.
“Dari ketiganya, masa penyimpanannya berbeda-beda. Khusus gula semut dan gula cair, umur simpannya bisa mencapai satu tahun. Bahkan bisa sampai 16 bulan dengan penyimpanan yang lebih tepat,” jelasnya.