SEmarang, Titik Kumpul – Perkelahian antara Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dengan perwira yang bertugas viral di media sosial pada Selasa, 3 September 2024.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat seorang peserta pelatihan menarik kerah penjaga hingga terjatuh. Beruntung kasus tersebut dapat dihentikan sesaat sebelum pemukulan terjadi.
“Bertengkar dengan pengasuh ini, dia berkelahi dengan pengasuh tersebut karena laptopnya terbuka,” kata videografer yang melihat unggahan di akun X (Twitter) @dhemit_is_back pada Rabu, 4 September 2024.
Penyebab kejadian tersebut adalah seorang trainee berinisial BVA menggunakan cuti sakit sebagai alasan untuk melanggar aturan istirahat malam. Guru kemudian memeriksa tas BVA untuk memastikan siswanya tidak membawa barang terlarang.
Saat penggeledahan, ditemukan sebuah laptop di dalam tas BVA. Penjaga kemudian memeriksa laptop tersebut dan teringat bahwa laptop tersebut dilarang untuk dibawa oleh siswa.
Saat laptop sedang diperiksa, pesan teks dikirim antara BVA dan wanita tersebut melalui aplikasi iMessage. Sipir kemudian menuduh BVA melanggar hukum.
BVA tidak terima dan kemudian berusaha merebut laptop tersebut dari sang penjaga. Sang wali berusaha merebut laptop tersebut hingga terjadi baku hantam di antara keduanya hingga wali tersebut terjepit di bawah BVA.
Selain tawuran, netizen juga menuding kaki mahasiswi tersebut berbentuk seperti huruf X.
Penyakit kaki tipe X atau O disebut rakhitis, yaitu gangguan pertumbuhan tulang yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D, yang membantu penyerapan kalsium dan fosfat untuk pertumbuhan tulang yang optimal.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kerapuhan dan pelunakan tulang, hal ini umum terjadi pada beberapa orang yang tinggal di lingkungan dengan sinar matahari yang tidak mencukupi atau yang tidak suka makan ikan, telur, dan susu.
Soal posisi kaki trainee yang menyerupai huruf X ini, netizen mempertanyakan bagaimana ia lolos proses seleksi ke akademi kepolisian.
“Bagaimana kaki X bisa masuk akademi kepolisian?” komentar seorang warganet.
Netizen menulis: “Ya, mengejutkan bahwa pendaftaran tidak dikontrol. Semakin kacau, sehingga semua sekolah resmi harus berhenti membuka metode titip.”
“Biasanya titipannya seperti ini. Anak pejabat. Kalau bapaknya pejabat, keadaannya bagus sekali. Kata warganet ini.