Bercucuran Air Mata, Ibu Santri Banyuwangi yang Tewas di Pesantren Minta Bantuan Hotman Paris

Banyuwangi – Seorang santri bernama Bintang Balqis Maulana (14) warga Desa Kranding, Kecamatan Mojo, yang dipulangkan dari Pondok Pesantren Kediri di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, meninggal dunia.

Sesampainya di rumah, keluarga korban menemukan banyak hal aneh, mulai dari darah yang menetes di lantai papan hingga lebam di sekujur tubuh korban.

Ibu korban, Suyanti (38) merasa ada yang janggal dengan kematian anaknya, melaporkan hal tersebut ke Hotman Paris. Ia berharap kasus yang merenggut nyawa anaknya ini segera terselesaikan.

“Saya ibu dari Maulana Bintang Balqis, korban penganiayaan di pesantren yang berujung pada meninggalnya anak saya, mohon bantuannya, semoga (kasus ini) segera diusut,” kata Suyanti sambil menitikkan air mata. .

Suyatni juga mengungkapkan, sejak jenazah anak tersebut dipulangkan ke rumah dalam keadaan terbungkus selimut, hingga saat ini belum ada yang menghubungi pihak pesantren.

Menanggapi permintaan ibu korban, Hotman Paris langsung menyatakan pihaknya akan segera berangkat ke Kediri untuk mengurus masalah tersebut.

“Iya Bu! Tim Hotman 911 akan segera berangkat ke Kediri!” tulis Hotman di Instagram, dilihat Senin 26 Februari 2024.

Dalam penindakan, Hotman juga menunjuk Kapolres Kediri, Bramastyo Priaji, untuk mengusut dugaan serah terima kasus ini ke pesantren.

“Pondok terkesan ceroboh, ceroboh dan tidak menghubungi ibu korban? Benarkah?” tulis Hotman.

Terakhir, dia mengajak seluruh pengacara Kediri untuk bersatu membantu menyelesaikan kasus ini.

Sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri Kota menetapkan empat pelajar sebagai tersangka tewasnya pelajar asal Banyuwangi, Bintang Balqis Maulana (14), pada Jumat, 23 Februari 2024 pagi.

Kapolres Kediri, AKBP Bramastyo Priyaji mengatakan, dari pemeriksaan, keempat tersangka merupakan korban utama pesantren tersebut.

Ia diduga tewas akibat penganiayaan di Pondok Pesantren Kediri, Desa Kranding, Kecamatan Mojo.

“Masih kami periksa dari saksi-saksi, baik di wilayah Kediri maupun di pesantren,” ujarnya kepada media, Senin, 26 Februari 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *