JAKARTA – Industri fesyen Tanah Air saat ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, khususnya fesyen muslimah atau muslimah yang mulai dikenal secara internasional. Banyak sekali karya desainer yang berhasil menembus pasar internasional dan mampu bersaing di ajang fashion ternama dunia.
Hal ini kemudian menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, industri fesyen juga berkontribusi besar terhadap peningkatan perekonomian dan kreativitas negara. Gulir untuk mempelajari lebih lanjut, ayo!
Namun bagi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Perancang Busana Indonesia (APPMI), Poppy Dharsono, nyatanya fesyen sederhana Indonesia belum sepenuhnya mumpuni untuk menjadi kiblat fesyen internasional. Menurutnya, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dan diselesaikan oleh anak bangsa dalam menghasilkan karya.
“Belum, masih banyak (kekurangan) karena sejujurnya secara teknis masih banyak yang harus diperbaiki,” kata Poppy Dharsono, saat ditemui di pusat perbelanjaan Kota Kasablanka, Jakarta, Minggu, 21 April 2024.
Namun bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi kiblat fesyen rendah hati dunia, karena negara ini mempunyai potensi besar hingga 1,8 miliar pasar muslim, dan yang lebih penting, setiap daerah dari Sabang hingga Marauke memiliki ciri khas tersendiri.
Mempelajari dunia fashion dan desain bukan lagi hal yang mustahil. Pasalnya, banyak sekolah desain yang menjadi pusat ilmu dan berpotensi mengembangkan bakat calon desainer muda. Namun bagi Poppy, masih banyak proyek desainer yang perlu mengedepankan detail lebih cermat, terutama dalam hal potongan pakaian yang diproduksi sebelum merambah ke luar negeri.
“Sekarang busana muslim itu kelihatannya mudah, dipotong-potong, tapi kalau dicermati masih kurang tepat pemotongannya, padahal seharusnya jumlah sekolahnya lebih banyak,” kata Poppy Dharsono.
“Karena pasarnya besar sekali, para desainer sendiri sepertinya menganggap remeh dan nanti dijual. Padahal kalau saya lihat potongannya masih banyak kesalahan,” jelasnya.
Sebagai senior yang sudah lama berkecimpung di industri fashion, Poppy Dharsono berpesan kepada para desainer muda yang baru memulai karirnya untuk selalu memberikan karya terbaik kepada klien. Tidak hanya memahami cara memasarkan produk, tetapi juga mempelajari cara menghasilkan produk yang sempurna terlebih dahulu.
“Saya selalu bilang, kalau sudah punya captive market, perlu diberikan pelayanan yang lebih baik dengan memberikan sistem pemotongan dan finishing yang baik. Sedikit demi sedikit, dengan banyaknya anak sekolah yang menjadi desainer, itu akan luar biasa,” ujarnya.
Untuk mengapresiasi karya anak bangsa, APPMI akan merayakan Ramadan Runway 2024 mulai 27 Maret hingga 21 April 2024 di Mall Kota Kasablanka.
Ajang fesyen APPMI menampilkan beragam acara mulai dari peragaan busana oleh berbagai desainer APPMI baru maupun mapan, bazar fesyen sekitar 75 brand skala menengah, event ikon Ramadhan Runway Model Hunt, program pencarian generasi muda wirausaha di bidang fesyen. bertajuk Indonesia Fashion Preneur Competition hasil kolaborasi APPMI dan Spark Fashion Academy (SFA).
Di tengah perlambatan perekonomian akibat kondisi global yang tidak menentu, perayaan Runway Ramadhan 2024 nyatanya mempunyai kontribusi ekonomi. Angka tersebut juga meningkat dari tahun lalu yakni Rp 6,7 miliar.