Bisa Berujung Kematian, 3 Hal Ini Wajib Dilakukan untuk Cegah Demam Berdarah

Jakarta, Titik Kumpul – Tidak peduli di mana pun mereka tinggal, usia, atau gaya hidup di Indonesia, setiap orang berisiko tertular demam berdarah atau DBD sepanjang tahun. 

Tak hanya itu, penyakit ini mengancam jiwa sekaligus memberikan beban yang cukup besar. Oleh karena itu, pencegahan memegang peranan penting dalam memerangi demam berdarah. Gulir untuk lebih jelasnya!

Andreas Gutknecht, Presiden PT Takeda Innovative Medicines, menjelaskan ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk mencegah demam berdarah.

“Edukasi diri sendiri dan orang lain tentang penyakit DBD dan pencegahannya, pemberantasan nyamuk dengan 3M Plus dan penggunaan metode pencegahan yang inovatif,” kata Andreas ADINKES 2024 dalam acara PENTALOKA Nasional yang dikutip dalam keterangannya, pada 7 November 2024.

Oleh karena itu, Dr. Menurut Fajar SM Silalahi, Ketua Satgas Arbovirus, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, Indonesia, pemerintah menerapkan pendekatan komprehensif melalui Strategi Nasional Pengendalian Demam Berdarah Dengue (STRANAS) 2021-2025. 

“Kami melihat kasus DBD semakin meningkat di Indonesia. “Kami mencatat 203.921 kasus DBD dan 1.210 kematian dari 482 provinsi/kota di 36 provinsi hingga minggu ke-41 tahun 2024,” ujarnya.

“Kami memahami bahwa meskipun kita menerapkan program PSN yang berbeda di Indonesia, demam berdarah tidak bisa diberantas. Mulai dari larvasida, fogging yang ditargetkan, penerapan gerakan 3M plus, gerakan 1 rumah 1 Kemanusiaan, dan masih banyak lagi.” seluruh elemen dalam penanganan sosial DBD melalui pencegahan terpadu, termasuk STRANAS tahun 2021-2025, imbuhnya.

Upaya-upaya ini tidak hanya berfokus pada pengendalian vektor dan lingkungan, namun juga terus memperkenalkan metode pengendalian baru, termasuk vaksinasi dan penggunaan nyamuk ber-Wolbachia. 

Kalimantan Timur menjadi provinsi pertama yang melaksanakan program vaksinasi demam berdarah, disusul daerah lain, termasuk Kabupaten Probolinggo, untuk melindungi warganya.

  Dokter Spesialis Anak Demam Berdarah Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Kesalahpahaman Universitas Gadja Mada, DR. Dr. Ida Safitri Laksanavati, Sp.A(K), mengatakan masih adanya pemahaman yang salah di masyarakat mengenai penyakit DBD. 

“Banyak pasien atau orang tua yang beranggapan jika dirinya atau anaknya tertular DBD maka mereka kebal dan tidak akan tertular lagi. Padahal, tidak demikian, seseorang bisa saja tertular DBD lebih dari satu kali dan biasanya infeksi berikutnya berisiko menjadi lebih buruk bahkan kematian. 

“Virus dengue terdiri dari empat serotipe, infeksi pada satu serotipe tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotipe lainnya. Banyak kasus di sekitar kita dimana anggota keluarga pernah terjangkit penyakit ini.

Dr. Ida menambahkan, meski penyakit demam berdarah sudah ada sejak lama, namun hingga saat ini belum ada obat khusus yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut.

“Saat ini pengobatan yang diberikan dokter kurang cairan, mual, lemas, dan lain-lain. Oleh karena itu, diperlukan upaya preventif baru seperti vaksinasi untuk menjamin perlindungan seluruh anggota keluarga dan menjadi solusi awal pengenalan keparahan. 

Namun untuk mendapatkan perlindungan terbaik, vaksinasi sebaiknya dilakukan dengan dosis yang dianjurkan atau sesuai pedoman terbaru Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk anak. Hal terpenting dalam pencegahan penyakit DBD adalah kesadaran masyarakat terhadap penyakit DBD. risiko dan tepat waktu. pencegahannya,” pungkas Dr. Ida.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *