JAKARTA – Multiple sclerosis (MS) merupakan salah satu penyakit autoimun yang sering kali memiliki gejala serupa dengan beberapa kondisi medis lain, seperti stroke. Beberapa gejala MS yang mirip stroke termasuk bicara tiba-tiba dan tidak jelas, penglihatan kabur, penglihatan kabur, dan kelemahan pada satu sisi tubuh.
Lalu apa perbedaan gejala MS dan gejala stroke? Bisakah serangkaian gejala multiple sclerosis menyebabkan kerusakan fatal, seperti stroke? Jawabannya iya! Dokter spesialis saraf di RS Siloam Lippo village, Dr.dr. Rocksy Fransisca V. Situmeang, Sp.N. Telah ditemukan bahwa pasien dengan multiple sclerosis dapat menderita kelumpuhan pada satu sisi tubuh.
“Kalau bisa menyerang bagian motorik otak, gejalanya bisa lumpuh di satu sisi. Padahal Jesse (pasien multiple sclerosis) itu lemah di sisi kanan,” ujarnya dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Pusat. . Selasa, 28 Mei 2024.
Namun, Roxy menemukan bahwa pasien MS yang diobati dengan cepat mengalami perbaikan total. Roxy mengatakan, masih ada beberapa pasien lain dengan gejala sisa di tubuhnya.
“Jika gejala awal ditangani dengan cepat, bisa saja membaik sepenuhnya, namun terkadang masih ada gejala sisa. Jadi walaupun sudah kuat, itu seperti sedikit kelemahan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Roxy juga menemukan bahwa MS dapat menyebabkan kebutaan pada pasien. Apalagi jika gejalanya parah.
“Salah satu kondisi MS yang serius adalah salah satu matanya bisa buta, bahkan sebelah matanya. Kelumpuhan juga merupakan gejala yang serius,” ujarnya.
Menurut Roxy, pasien tunanetra dengan multiple sclerosis tidak bisa menjalani operasi untuk memulihkan penglihatannya. Kebutaan ini terjadi karena MS menyerang saraf optik pasien. Oleh karena itu, penderita gejala penglihatan kabur sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Nantinya, dokter akan memberikan obat untuk menghentikan kerusakan saraf optik.
“Tidak ada yang bisa dilakukan selain memberikan obat. Kebutaan disebabkan oleh kerusakan saraf optik. Jadi kita hentikan dulu kerusakan mielin lalu bantu dengan obat yang mengembalikan mielin, kalau tidak 100%. Itu perbaikan.” Dia menjelaskan.
Di sisi lain, Roxy menemukan bahwa pasien MS di Indonesia jauh lebih bahagia dibandingkan pasien MS di Eropa, Amerika, dan Australia. Artinya gejala penderita MS di Indonesia jauh lebih ringan dibandingkan gejala penderita MS di luar negeri.
“Tapi kita bersyukur karena gejala MS di Indonesia relatif lebih ringan dibandingkan di Eropa, Amerika, Australia. Rata-rata pasien MS bisa beraktivitas normal tanpa bantuan tongkat atau kursi roda. Walaupun ada pasien, saya menggunakan kursi roda, ” dia berkata.
Dari segi gejala, beberapa gejala yang perlu diwaspadai masyarakat akibat penyakit ini antara lain penglihatan kabur, pandangan kabur pada satu sisi, atau penglihatan ganda. Tiba-tiba mati rasa atau kesemutan pada salah satu sisi tubuh, lemas pada salah satu sisi tubuh, pusing mendadak, tiba-tiba tidak mampu berbicara maka sebaiknya penderita segera berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf untuk mengatasi masalah tersebut.