Bisakah Pasien Endometriosis Hamil Tanpa Program Bayi Tabung? Begini Kata Dokter

JAKARTA – Endometriosis adalah pertumbuhan abnormal pada lapisan rahim (endometrium). Dengan endometriosis, pertumbuhan normal terbatas pada rahim, lapisan tersebut dapat tumbuh ke saluran tuba, kandung kemih, dan rongga perut. 

Jika pembuahan tidak terjadi dalam beberapa bulan, tubuh akan melepaskan endometrium dan terjadilah menstruasi. Kondisi ini biasanya mempengaruhi kesuburan seorang wanita. Cari informasi lebih lanjut.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Assisted Reproduction and Genetics menemukan bahwa 30 hingga 50 persen wanita penderita endometriosis mungkin mengalami infertilitas. Di sisi lain, 25 hingga 50 persen wanita tidak subur mungkin menderita endometriosis. Lalu benarkah wanita penderita endometriosis tetap tidak bisa mempunyai anak?

Obstetri dan Ginekologi Dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG, Subsp. FER berbicara. Ia menjelaskan, wanita penderita endometriosis masih bisa hamil.

“Masih mungkin untuk hamil, tapi cara apa yang akan digunakan untuk menghasilkan keturunan? Bisa melalui pembuahan alami atau melalui pembuahan, dan pilihan terakhir adalah program bayi tabung,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, baru-baru ini.

Selain itu, Canady menemukan bahwa setiap pasien endometriosis yang ingin memiliki anak tidak selalu harus menjalani program bayi tabung. Namun di sisi lain, ia mengatakan banyak kasus di mana pasien endometriosis membutuhkan program bayi tabung untuk bisa memiliki anak.

Misalnya saja jika endometriosis sudah berada pada stadium yang sangat lanjut dan menimbulkan akibat berupa perlengketan pada rongga perut, maka salah satu akibat dari perlengketan yang parah tersebut adalah rusaknya saluran tuba kanan dan kiri, ujarnya.

“Jadi sperma sudah tidak mempunyai kesempatan lagi untuk bertemu dengan sel telur, sehingga tentunya dengan sangat sedih kita harus mengikuti program bayi tabung,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Kanada menyarankan untuk mendiagnosis endometriosis sedini mungkin agar pasien dapat menerima terapi jangka panjang sesegera mungkin.

“Kami ingin endometriosis segera dikenali dan dilakukan pengobatan jangka panjang secepatnya untuk mencegah perkembangan yang dapat merusak kapasitas reproduksi wanita. Ini salah satu tujuan terapi hormonal jangka panjang,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *