Jakarta – Seiring berjalannya era elektrifikasi di Indonesia, semakin banyak produsen mobil yang mengembangkan mobilnya untuk dijual di pasar tanah air dengan tujuan mendapatkan insentif dari pemerintah.
Namun berbeda dengan BMW yang hingga saat ini belum merakit mobilnya secara lokal, meski pabrikan asal Jerman ini sudah meluncurkan beberapa model mobil listrik di Indonesia.
Ariefin Makaminan selaku Sales Manager BMW Group Indonesia mengungkapkan alasan grupnya hingga saat ini tidak memproduksi mobil listrik di Indonesia untuk mendapatkan insentif.
“Kalau kita lihat aturannya susah (mencari insentif). Harus ada komitmen untuk berkumpul di Indonesia, nah prosesnya lama sekali kalau kita mau,” ujarnya di Jakarta, dilansir Titik Kumpul Otomotif. .
Menurutnya, proses pembuatan baterai untuk kendaraan listrik dan mobilitas bukanlah perkara mudah.
“Selain itu, permasalahan pembuatan baterai EV juga tidak mudah,” ujarnya.
Sementara itu, Jodie O’Tania selaku Communications Manager BMW Group Indonesia mengatakan pengumpulan mobil di kawasan memiliki potensi, namun insentifnya berbeda.
Kriterianya (mencari insentif) 40 persen dari yang ada di masyarakat, dan menurut BMW itu sulit sekali. Tapi kalau rapat umum, potensinya besar, kata Jodie.
Jodie juga mengatakan timnya telah melakukan penelitian terhadap masalah tersebut. Namun dokumen BMW Global masih aktif.
Kajian ini sudah berlangsung lama, perusahaan Jerman Global Company juga punya banyak dokumen. Oleh karena itu, pengerjaannya masih berjalan hingga saat ini, imbuhnya.
Untuk diketahui lebih lanjut, pemerintah telah menerapkan peraturan pemberian insentif bagi kendaraan listrik yang dirakit di daerah Anda (Hancur Penuh/CKD), dengan jumlah produk dalam negeri (TKDN) memenuhi minimal 40%.