Jombang – Seorang siswa sekolah dasar (SD) berusia 10 tahun di Kabupaten Jombang terancam mengalami kebutaan permanen setelah salah satu teman sekolahnya tak sengaja melempar kayu. Peristiwa tersebut dialami korban pada 9 Januari 2024.
Ayah korban, Erna Vidyavati, 43, mengatakan, kronologisnya bermula saat para siswa sedang menunggu pergantian kelas. Beberapa anak bermain di dalam kelas sambil menunggu instruktur datang.
“Jam 11.00 WIB, waktunya mata pelajaran PAUD. Guru yang seharusnya mengisi tidak datang ke kelas. Saat itu, anak-anak sedang bermain di kelas. Dan anak saya sedang memperhatikan teman-temannya bermain kartu,” kata Erna. , Jumat, 16 Februari 2024 d.
Karena tidak ada guru yang mengisi jam pelajaran. Beberapa teman anak-anaknya ada yang bermain memukul bola plastik dengan tongkat atau sapu dari luar.
“Saat menyentuh tanah, gagang sapunya putus, dan sapu patah itu terbang ke mata kanan putranya,” kata Erna.
Bocah tersebut terjatuh setelah terbentur pecahan kayu, dan teman-temannya langsung menggendongnya dari lantai dua ke lantai satu. UKS terletak di dekat kantor kepala sekolah.
“Anak saya di UCS, ada temannya yang bilang ke gurunya, akhirnya dibawa pergi oleh gurunya, dikasih Betadine karena ada sedikit luka di bawah kelopak matanya. Mereka diolesi minyak kayu putih, lalu kata gurunya. Biarkan gurunya tidur, “ucap Erna.
Diakui Erna, pihak sekolah tidak memberi tahu orang tua siswanya tentang kejadian yang menimpa HD, padahal anaknya juga pernah mengalami hal yang sama.
“Pukul 11.00 WIB 12.30 WIB sepulang sekolah belum ada konfirmasi dari pihak sekolah bahwa anak saya masuk UCS. Anak saya jatuh sakit dan tidak ada konfirmasi dari pihak sekolah,” kata Erna.
Baru setelah pulang sekolah ia menerima SMS dari temannya yang memintanya membantu menjemput anak tersebut, bahwa anak tersebut sakit dan sedang dirawat di rumah sakit sekolah.
“Waktu itu aku tidak menjemputnya. Aku minta tolong ke teman karena sibuk. Aku kira dia demam karena badannya kurang enak sebelum sekolah, aku tidak tahu. Itu kecelakaan.” , mereka tidak memberitahuku dari awal,” kata Erna.
HD langsung dibawa ke RSUD Jombang setelah mengetahui kondisi mata bengkak anaknya. Saya menghabiskan empat hari di rumah sakit, tetapi tidak ada hasil.
Lalu saya bawa ke RS Mata Undaan Surabaya, semoga anak saya sembuh. Saya mengobati anak saya dengan uang saya sendiri, kata Erna.
Menurutnya, putranya menjalani satu kali operasi untuk memperbaiki penyakit glaukoma.
“Mata anak saya belum pulih, penglihatannya kurang dari 20 persen. Glaukoma, retina dan syarafnya rusak. Lalu mata tidak bisa fokus, penglihatan kabur, dan ke dokter kandungan yaitu penglihatannya memburuk. , kamu perlu mencari tempat untuk melihat,” kata Erna.
Ia juga yakin pelaku dan orang tuanya akan menanggung biaya pengobatan anak tersebut hingga ia sembuh total. Pihak sekolah seharusnya tidak membiarkan hal ini terjadi.
Baca artikel populer menarik lainnya di link ini.