Bocoran Luhut, Siap-siap Orang Kaya Gak Bisa Isi Pertalite Bulan Depan

VIVA – Untuk mengurangi kewajiban pemerintah dalam mensubsidi bahan bakar seperti Petalite, pemerintah berencana menghentikan penggunaan bensin beroktan 90 secara bertahap pada tahun ini karena belum mencapai target.

Pantauan Viva Otomotif, SPBU di kawasan Mpondok Indah, Jakarta Selatan, tak lagi memasang Pertalite di papan harga depan, begitu pula yang ada di Pos Pingumben, Jakarta Barat, dan Jalan Pemuda, Jakarta Timur.

Meski namanya tidak tercantum pada label harga, namun beberapa dispenser masih dijual. Selain itu, petugas SPBU juga mendata plat nomor setiap mobil yang mengisi Pertalit dan mengurangi pembelian harian.

Selain itu, ada juga SPBU yang mengharuskan pembelian Pertalite menggunakan kode QR di aplikasi MyPertamina, artinya hanya kendaraan terdaftar dan memenuhi syarat yang bisa diisi.

Namun tidak semua SPBU Pertamina menerapkan undang-undang tersebut, meski polisi sudah mencatat jumlahnya, masih ada mobil mewah yang mengisi bensin bersubsidi dan hal tersebut diperbolehkan.

Penggunaan Pertalite seringkali belum terpikirkan karena pemerintah masih menunggu kebijakan baru yang perlu direvisi terkait Undang-Undang Presiden 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Minyak.

Sementara undang-undang pembatasan Pertalite yang dibahas pemerintah akan diterapkan pada tahun ini seperti yang diumumkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

“Pertamina sekarang sedang diperbaiki, kita harapkan tanggal 17 Agustus sudah bisa dimulai, dimana kita bisa menekan jumlah masyarakat yang tidak berhak menerima subsidi,” kata Luhut mengutip dari Instagram pribadinya, Kamis Juli 11 Agustus 2024.

Artinya, ketika pembatasan Pertalite mulai berlaku bulan depan, masyarakat kaya, terutama yang memiliki mobil mewah, tidak bisa lagi memenuhi bahan bakar bersubsidi.

Menurut dia, pemerintah secara bertahap meningkatkan efisiensi negara, salah satunya adalah subsidi bahan bakar. Sehingga kedepannya masyarakat bisa mendapatkan manfaat subsidi yang lebih sesuai, sehingga bisa lebih menghemat anggarannya.

“Kami sudah hitung, jika ini terjadi, pengurangan sulfur akan menurunkan jumlah penderita ISPA yang bisa menyelamatkan nyawa hingga Rp38 triliun pada pembayaran BPJS lainnya,” ujarnya.

Dulu ada batasan ukuran mesin, dimana mobil bermesin 1400 cc atau lebih dilarang menggunakan Pertalite, dan sepeda motor 250 cc atau lebih dilarang. Demikian disampaikan Tutuka Ariaji, Direktur Jenderal Gas Bumi Kementerian ESDM.

“Mudah-mudahan bisa dibicarakan lebih lanjut, kadarnya sama seperti sebelumnya,” kata mantan Dirjen ESDM ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *