Bosan dengan Kehidupan Seks Liar, Atlet Ini Sadar dan Jadi Mualaf

VIVA – Sonny Bill Williams adalah pemain rugby yang populer. Menariknya, pria jangkung ini memiliki tinggi 193 cm dan memainkan empat cabang olahraga lainnya.

Sonny memenangkan dua Piala Dunia Rugbi bersama Selandia Baru selama karirnya. Dia bermain rugby tujuh di Olimpiade 2016. 

Di liga rugby, ia memenangkan beberapa trofi National Rugby League (NRL). Ia menjadi juara tinju kelas berat Selandia Baru.

Namun di tengah prestasi gemilangnya, Sonny pernah memasuki dunia hitam yang bersinar. Ia mengaku melakukan hubungan seks bebas dan menenggak minuman beralkohol. 

Namun suatu saat, dia merasa hidupnya terlalu membosankan. Lalu ia merasa tersisih karena kesehariannya seperti itu. 

Berbeda dengan dia saat itu, dia telah menelan kekayaan, namun dia tidak pernah menikmati kedamaian. Hingga akhirnya Sonny mengakui bahwa Islam telah mengubah segala sifat liar dalam dirinya menjadi sesuatu yang positif. 

“Aku dengar, dulu aku main-main dengan perempuan. Minum alkohol itu sia-sia, kupikir aku adalah seseorang yang bukan diriku,” kata Sonny kepada wartawan BBC. 

“Saya menjalani kehidupan itu dan apa yang saya dapatkan dari pengalaman itu adalah sebuah lubang di hati saya dan rasa kebebasan,” lanjutnya.

Sejak saat itu, diakuinya, ia berusaha mencari tahu tentang Islam. Selang beberapa tahun, ia merasakan kedamaian dan memilih masuk Islam.  

“Butuh waktu bertahun-tahun bagi saya untuk melakukannya, tetapi saya menemukan Allah,” katanya. Saya menemukan Islam; Hal ini memungkinkan saya untuk mengubah semua sifat liar dalam diri saya menjadi sesuatu yang positif,” ujarnya.

Selain itu, Sunny juga bangga menjadi seorang Muslim. Dia mengatakan dia tidak merasakan apa pun selain “cinta yang tulus” dari para atletnya, yang juga beragama Islam.   

“Bagi saya, saya bangga menjadi seorang Muslim, saya bangga dengan kejujurannya, pendiriannya, dan apa yang bisa dia berikan. Ketika saya melihat atlet (Muslim) lainnya, saya bangga, dia adalah hal yang sangat cantik.” Dia berkata.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *