Buat yang Tanya Kapan Nikah dan Punya Anak Saat Lebaran, Ustaz Hanan Attaki Beri Nasehat Nyes

VIVA Lifestyle – Idul Fitri sudah dekat. Acara kumpul keluarga menjadi tradisi yang tidak boleh dilewatkan saat Idul Fitri. Saat ini, beberapa keluarga akan datang ke rumah sesepuh keluarga. Tradisi Sungkeman akan mereka laksanakan, antara lain pemberian THR dan makan bersama.

Namun, kumpul keluarga menjadi momen yang canggung bagi sebagian orang. Bagi sebagian orang, terutama yang belum menikah bahkan belum memiliki anak, momen ini adalah momen yang paling menakutkan. Lanjutkan, oke?

Di saat seperti ini, tak bisa dipungkiri terkadang pertanyaan-pertanyaan meresahkan seperti ‘kapan nikah’ atau ‘kapan punya anak’ menjadi sesuatu yang menyakitkan hati. Terkadang kita memilih untuk menghindarinya, atau kita memilih untuk menyikapinya dengan kalimat bijak “berdoa saja”. Namun belakangan ternyata pertanyaan tersebut sering ditanyakan saat lebaran, apa yang harus dilakukan? Bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?

Ustaz Hanan Attaki angkat bicara. Ia memberikan pesan detail kepada keluarga yang kerap menanyakan pertanyaan seperti di atas.

“Aku mau nasehat bukan ke anak-anaknya, tapi ke orang tuanya. Wahai wanita se-Indonesia, berhentilah membicarakan hal-hal yang menyakiti perasaanmu. Sabar sekali dia dalam kesendirian, jangan ditambah pertanyaan-pertanyaan yang mengancam,” ucapnya, seperti dikutip dari akun @kata_uha TikTok.

Lebih lanjut, ustaz Hanan Attaki mengungkapkan, pihak keluarga tidak diperbolehkan menanyakan pertanyaan sensitif seperti itu. Sebagai orang lanjut usia, ada baiknya membantu keluarga Anda mendoakan Anda dan tidak menanyakan pertanyaan sensitif yang menyakiti perasaan orang lain.

“Doakan saja, doakan saja, jangan bertanya-tanya, karena dia tidak mau memilih seperti itu kan? Misalnya, kalau Tuhan ketemu jodohnya pasti dia mau cepat,” ujarnya.

Hanan Attaki juga mengungkapkan, keluarga hendaknya memahami bahwa menjadi lajang atau tidak memiliki anak adalah takdir seseorang. Kedua, Hanan Attaki mengatakan, sebagai orang luar, kita tidak mengetahui perjuangan yang dialami masyarakat. Jadi jangan bebani mereka dengan pertanyaan seperti itu.

“Tapi sekarang kan awalnya bukan takdir. Kedua, dia tidak lagi duduk diam, dia fokus pada pendidikan, studi, bekerja, memulai karir. Dan menjadi jomblo itu tidak semudah memiliki pasangan. Jadi ada tidak perlu menambahkan pertanyaan seperti itu. “Wahai perempuan dimanapun di Indonesia, dengarkanlah,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *