Sekolah Hubungan Masyarakat Jakarta-London (LSPR Institute) meluncurkan Program Doktor Ilmu Komunikasi dan Kepemimpinan (Strata-3) pada Kamis, 23 November 2023, dan mendaftarkan angkatan pertama mulai tahun 2024.
Direktur Sekolah Pascasarjana LSPR, Dr. Rino F. Boer menjelaskan, keistimewaan program doktor LSPR Institute adalah menyelenggarakan pendidikan tinggi yang mengintegrasikan disiplin ilmu komunikasi dan kepemimpinan ke dalam kajian strategi manajemen kehumasan, dengan nilai penekanan pada praktik akademis.
“Ini pertama kalinya di Indonesia. Kajian komunikasi dan manajemen dengan ciri-ciri strategi manajemen PR. Penekanannya pada ilmu praktis, yang pertama di Indonesia, kata Rino Boer pada konferensi pers pembukaan program doktor ilmu komunikasi di kampus LSPR Institute.
Program Predoktoral Komunikasi dan Kepemimpinan juga ditawarkan untuk mempersiapkan calon mahasiswa mempersiapkan proposal disertasi dan memasuki lingkungan pembelajaran tingkat program doktor.
Direktur Sekolah Komunikasi dan Bisnis LSPR, Dr Andre Ixano mengungkapkan, pada tahap awal ini, jumlah mahasiswa program doktor sebanyak 10 orang.
Beliau menyampaikan, “Untuk penyelenggaraan program doktor, kami bekerjasama dengan guru besar PTN ternama, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Pajajaran. Mereka juga merupakan profesor di universitas-universitas ternama di luar negeri.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Sekolah Komunikasi dan Bisnis LSPR yang telah membekalinya dengan program PhD di bidang ilmu komunikasi. Program penelitian ini dirancang untuk memenuhi tuntutan era digital yang terus berkembang.
Selain itu, keunggulan lain dari student short action program adalah adanya kesempatan untuk berangkat ke luar negeri dan melakukan penelitian komparatif dengan program doktor universitas luar negeri yang merupakan mitra LSPR Institute, Oxford University dan Coventry University (UK). Cowan University (Perth, Australia), UC Davis (California, AS) dan Chulalongkorn University (Thailand).
Durasi program doktor adalah 42 semester, yang dapat ditempuh dalam tujuh semester, dengan maksimal 10 semester. Sementara itu, tim pengajarnya terdiri dari akademisi dalam dan luar negeri, serta tenaga ahli dari kelompok pengajar khusus.