Jakarta, 13 Juni 2024 – Membeli mobil sudah tidak lagi menjadi prioritas karena saat ini sudah menjadi sekolah menengah atas. Hal tersebut disampaikan pengamat ekonomi dari Institute for Economic Development and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad.
Menurutnya, masyarakat kelas menengah kini lebih mengutamakan konsumsi kebutuhan dibandingkan membeli mobil yang masih dianggap setingkat universitas.
Lebih lanjut Tauhid menjelaskan konsumsi rumah tangga baru mencapai 4,91% pada triwulan I 2024 meski pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,11% pada periode yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga menggunakan skala preferensi dalam berkonsumsi.
Ingatlah bahwa pada kuartal terakhir, harga beberapa mobil di Indonesia meningkat karena suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tetap tinggi (6,25%). Faktanya, mayoritas konsumen mobil membeli mobil dengan program pembiayaan pinjaman.
Tauhid, dikutip Titik Kumpul Otomotif Antara, Kamis 13 Juni 2024: “Konsumen dihadapkan pada pilihan sulit karena pertumbuhan harga mobil tidak diimbangi dengan perbaikan daya beli masyarakat”.
Ia memperkirakan produsen mobil akan lebih berhati-hati dalam menetapkan strategi penetapan harga produk pada kuartal berikutnya. Jika melihat data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), terlihat penjualan mobil di Indonesia berada dalam tren negatif sejak awal tahun 2024 dan terus berlanjut hingga saat ini.
Hingga Mei 2024, penjualan pabrik ke dealer secara nasional (total penjualan) turun 21% year-on-year (year-on-year) menjadi 334,969 unit. Sementara itu, penjualan diler kepada konsumen mobil secara nasional (ritel) juga mengalami penurunan sebesar 14,4% (year-on-year) menjadi 361.698 unit.