JAKARTA, Titik Kumpul – Nama Maulana Habiburrahman atau populer disapa Gus Miftah kembali menjadi perbincangan di media sosial.
Selain viral kontroversi seputar penjual es teh dan artis kawakan Yati Pesek, warganet pun mempertanyakan asal usul julukan “Gus” yang diberikan kepadanya.
Gus Miftah dalam video yang beredar di berbagai media sosial mengungkap Kia Ageng Muhammad merupakan unggulan ke-9 Sari.
Kia Ageng Muhammad adalah seorang bapak agamis yang dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Galsari di Sari, salah satu pesantren tertua di pulau itu.
“Saya keturunan kesembilan dari Mbah Muhammad Besari,” kata Gus Miftah dalam video tersebut.
“Saya juga keturunan Prabu Brawijaya ke-18 dan keturunan Raden Pata Demak ke-17,” imbuhnya.
Pernyataan Gus Miftah mendapat tanggapan dari keturunan langsung Kia Ageng Mohammad Besari. Raden Kunto Pramono selaku keturunan ke-8 Kia Ageng Muhammad Besari menanyakan pertanyaan tersebut.
Kalau benar harus dijelaskan dari mana, misalnya berapa jumlah istri. Nanti kita cari tahu,” kata Raden Kunto saat diwawancarai acara Apa Kabar Indonesia di TV. Pada.
Menurut keluarga Kia Ageng Mohamed Besari, orang tua Gus Miftah dulunya tinggal di Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo sebelum pindah ke Lampung setelah menuntut ilmu di Kediri.
Namun hubungan langsungnya dengan silsilah Kia Ageng Muhammad di Sari belum dapat dipastikan. Alasan Miftah dipanggil “Gus”.
Dalam wawancara di acara Kick Andy, Gus Miftah menjelaskan alasan dirinya sering diberi gelar “Gus”.
“Dakwah bukan profesi saya, saya tidak punya pekerjaan, tapi karena saya punya pesantren, orang memanggil saya Ustaz atau Kia,” ujarnya.
Ia menegaskan, dakwah bukan sekadar pekerjaan biasa melainkan bagian dari setiap profesi. “Apapun profesinya, harus ada dakwahnya,” imbuhnya.
Gelar “Gus” sendiri umumnya digunakan untuk menyebut Qiya atau bapak agama yang dihormati, namun dalam kasus Gus Miftah, gelar ini muncul dari berdirinya pesantren dan aktifnya berdakwah di berbagai kesempatan.
Kontroversi ini semakin menarik perhatian publik dan sorotan panjang terhadap Gus Miftah.