Bukan Nasi, Ini 4 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-Diam Bikin Perut Buncit

Titik Kumpul – Siapa yang tidak menginginkan perut rata? Sayangnya, banyak orang berjuang melawan lemak perut, yang tidak hanya memengaruhi penampilan, tapi juga berdampak pada kesehatan. Di Indonesia, masih ada anggapan umum bahwa nasi adalah penyebab utama perut kembung, sehingga tidak jarang masyarakat mengurangi asupan nasi agar perutnya rata. Namun, benarkah hanya nasi yang menjadi penyebabnya?

Tentu saja sakit perut tidak selalu disebabkan oleh nasi. Ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang membantu Anda menumpuk lemak perut tanpa disadari. Bahkan kebiasaan yang terkesan ringan di malam hari pun bisa menjadi penyebab utama perut kembung semakin meningkat.

Sayangnya, permasalahan ini jarang sekali diperhatikan sehingga semakin banyak orang yang mengalami pembesaran lingkar perut meski sudah mengurangi konsumsi nasi. Kini saatnya mengenali kebiasaan-kebiasaan yang menjadi penyebab tersembunyi kembung.

Artikel ini menyajikan empat kebiasaan utama untuk menjaga lingkar pinggang dan kesehatan secara keseluruhan. Minumlah susu sebelum tidur

Minum segelas susu hangat sebelum tidur kerap menjadi kebiasaan banyak orang agar tidur malam lebih nyenyak. Asam amino triptofan dalam susu telah terbukti membuat tubuh rileks dan meningkatkan kualitas tidur.

Namun banyak orang yang tidak menyadari bahwa segelas susu mungkin terkesan sepele, namun tetap saja menambah asupan kalori harian Anda, yang jika tidak dibakar dapat menyebabkan penumpukan lemak, terutama di sekitar perut.

Susu memang tidak memiliki kalori sebanyak makanan berat, namun jika dikonsumsi sering atau mendekati waktu tidur, tetap berpotensi meningkatkan lingkar pinggang Anda. Khususnya bagi orang yang tidak banyak bergerak, kalori ekstra ini diterjemahkan menjadi “berat” ekstra yang tidak dibutuhkan tubuh di malam hari dan biasanya memperlambat metabolisme tubuh.

Alternatifnya, jika Anda ingin menikmati minuman malam yang menenangkan tanpa khawatir menambah kalori, cobalah teh herbal rendah kalori seperti kamomil atau pepermin. Kedua jenis teh ini memiliki efek menenangkan tanpa menambah kalori dan cocok dikonsumsi sebelum tidur. Chamomile, khususnya, memiliki efek menenangkan alami yang dapat membantu Anda tetap tenang tanpa mempertaruhkan kalori ekstra. Makan menjelang tidur

Makan larut malam, apalagi mendekati waktu tidur, seringkali menjadi penyebab utama penumpukan lemak perut. Kebanyakan ahli gizi merekomendasikan sekitar tiga jam antara waktu makan terakhir dan waktu tidur. Mengapa demikian? Karena tubuh memiliki ritme alami atau ritme sirkadian, maka tubuh akan berfungsi maksimal ketika pencernaan sudah selesai sebelum tidur.

Saat Anda tidur, tubuh fokus pada pemulihan dan perbaikan sel serta proses detoksifikasi. Namun jika ada makanan di perut yang perlu dicerna, proses ini bisa terganggu.

Pencernaan yang seharusnya dilakukan pada malam hari justru mengarahkan energi tubuh pada aktivitas pencernaan yang seharusnya digunakan untuk regenerasi sel. Hal ini menyebabkan metabolisme tidak berfungsi maksimal dan berujung pada penumpukan kalori dalam bentuk lemak.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa makan terlambat dapat mengganggu ritme sirkadian dan membuat tubuh tidak dapat mengatur metabolisme gula darah dan lemak secara efektif.

Nah, agar tidak merasa lapar di malam hari, usahakan Anda menyiapkan makanan dengan makanan kaya protein dan serat sehingga akan membuat Anda kenyang lebih lama. Makanan ini tidak hanya menunda rasa lapar, tapi juga memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas sebelum tidur 3. Kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk

Kualitas tidur yang buruk mempengaruhi kesehatan Anda lebih dari yang Anda kira. Tak hanya memengaruhi mood atau energi, kurang tidur terbukti erat kaitannya dengan penumpukan lemak perut.

Saat tubuh kurang tidur, kadar kortisol atau hormon stres dalam tubuh meningkat. Kortisol terlibat dalam penyimpanan lemak, terutama di area perut, sebagai respons terhadap peningkatan hormon stres.

Selain itu, kurang tidur mempengaruhi hormon pengatur rasa lapar, seperti ghrelin dan leptin. Tingginya kadar ghrelin, atau hormon kelaparan, dan rendahnya kadar leptin, atau hormon penekan rasa lapar, dapat menyebabkan Anda makan berlebihan keesokan harinya, terutama camilan berkalori tinggi. Kombinasi kedua efek ini dapat menyebabkan perut kembung, yang sering kali diabaikan oleh kurang tidur.

Untuk menjaga kesehatan tubuh dan berat badan ideal, usahakan tidur 7 hingga 9 jam setiap malam. Bukan hanya waktu, kualitas tidur juga penting. Pastikan Anda menciptakan kamar tidur yang nyaman tanpa terganggu oleh perlengkapan atau lampu terang.

Lakukan aktivitas santai seperti membaca buku atau bermeditasi sebelum tidur untuk mempersiapkan tubuh menghadapi tidur yang berkualitas. Minum alkohol sebelum tidur

Minum alkohol sering kali dianggap membantu merilekskan tubuh sebelum tidur, namun nyatanya alkohol berdampak negatif pada kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan.

Alkohol, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah banyak, mengandung banyak kalori yang jika tidak dibakar akan berkontribusi pada penyimpanan lemak. Mudah bagi tubuh untuk menyimpan kalori tersebut dalam bentuk lemak di area perut atau disebut juga lemak visceral.

Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah besar berkaitan erat dengan peningkatan indeks massa tubuh (BMI) dan peningkatan lemak tubuh visceral.

Lemak visceral ini lebih berbahaya dibandingkan lemak subkutan karena mengelilingi organ vital seperti hati dan pankreas serta meningkatkan risiko terkena penyakit serius seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Jika Anda memiliki kebiasaan minum alkohol sebelum tidur, ada baiknya menghindarinya atau mencari pilihan rendah kalori. Misalnya, Anda bisa memilih jus lemon hangat atau air putih yang berguna untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan mencegah rasa haus. Jadi, Anda bisa tidur nyenyak tanpa menambah kalori yang tidak perlu.

Perut buncit seringkali disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang tidak kita sadari. Dengan menghindari kebiasaan di atas dan menerapkan pola hidup sehat, Anda dapat mengurangi risiko penumpukan lemak perut. Untuk mendapatkan tubuh yang sehat, mulailah dengan memperbaiki pola makan, waktu tidur, dan mengurangi konsumsi alkohol.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *