Titik Kumpul Lifestyle – Di era yang semakin digital, Media sosial sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak-anak dan remaja. Namun, Dibalik berbagai keuntungan yang ditawarkan; Media sosial berpotensi merugikan anak jika tidak dikontrol dengan baik.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memfokuskan aktivitasnya di media sosial untuk menjaga keselamatan dan kesehatan anak. Gulir ke atas, Ya?
Pesatnya pertumbuhan pengguna internet dan menjamurnya media sosial telah menyebabkan terjadinya cyberbullying terhadap anak-anak. Anak-anak lebih rentan terhadap berbagai risiko seperti penipuan online dan konten tidak pantas. Menurut data We Are Social Hootsuite, akan ada 204,7 juta pengguna internet di Indonesia pada tahun 2022. Angka tersebut menunjukkan semakin banyak anak yang memasuki dunia digital sejak usia dini.
Berikut beberapa alasan mengapa orang tua harus memperhatikan jejaring sosial anak-anaknya.
1. Keamanan pribadi
Anak-anak sering kali tidak memahami pentingnya melindungi informasi pribadi. Alamat Orang tua harus mengajari mereka untuk tidak membagikan informasi pribadi seperti nomor telepon atau sekolah di media sosial.
2. Konten Tidak Pantas
Jejaring sosial penuh dengan konten yang tidak selalu cocok untuk anak-anak. Orang tua harus memastikan bahwa anak-anak mereka hanya mengakses konten sesuai usia.
3. Hubungan sosial
Media sosial adalah tempat berinteraksi dengan orang yang tidak Anda kenal. Orang tua harus memantau komunikasi mereka dengan anak-anak mereka dan memastikan bahwa mereka tidak menjadi korban eksploitasi atau penipuan.
4. Kesehatan jiwa
Paparan media sosial secara terus menerus dapat mempengaruhi kesehatan mental anak. Orang tua harus mengajari anak mereka untuk tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial dan menjaga keseimbangan antara aktivitas online dan offline.
Pada rangkaian workshop online Makin Cakap Digital 2024 episode ke-26, Topik “Keamanan Digital 101: Dasar-dasar Keamanan Akun Media Sosial” membantu orang tua memahami pentingnya keamanan digital bagi anak-anak mereka. Acara ini memberikan wawasan berharga tentang cara mengamankan akun media sosial dan mengelola informasi dengan bijak.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arieh Setiadi mengatakan dalam webinar tersebut, “Pengguna internet di Indonesia meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Tahun ini Indonesia mendapat nilai 3,59 dari 5 indikator tingkat literasi digital yang berarti kita berada pada level menengah. “Dengan aktivitas digital yang lebih kuat pada tahun 2024, kami memperkirakan indeks ini akan semakin meningkat di tahun mendatang.
Dalam webinarnya, Nur Rahma Yenita, dosen Departemen Teknik Elektro STTI, memberikan beberapa nasihat praktis yang bisa diterapkan orang tua untuk mengamankan akun media sosial anaknya.
Gunakan kata sandi yang kuat dan ubah setidaknya setiap tiga bulan. Kemudian pisahkan kata sandi jejaring sosial dari email.
Maka jangan berikan password tersebut kepada siapapun kecuali orang tuamu. Selalu logout jika Anda tidak menggunakan perangkat pribadi. Perhatikan tautan yang Anda terima; Jangan klik di atasnya. Jangan menginstal aplikasi dari sumber yang tidak sah.
Dan kutipan Jure Klepic dari Rahma sangat relevan – “Apa yang terjadi di Vegas tetap di Vegas, apa yang terjadi di Twitter tetap di Google”. Kutipan ini mengingatkan kita untuk melakukan apa pun di media sosial karena jejak digital kita dapat memberikan dampak yang bertahan lama.