Solo, Titik Kumpul – Pepernas 2024 punya sesuatu yang menarik di cabang olahraga lari T11. Setiap atlet dalam lintasannya harus didampingi oleh seorang rekan yang disebut pemandu pelari
Sebab, pesertanya buta total sehingga peran pemandu pelari akan sangat diperlukan saat bertanding
Salah satu pelari yang ikut serta adalah Rahmad Riadi yang mewakili Sumut di Pepernas 2024 bersama rekannya Francisco Jebua.
Fransiskus buta total sejak usia 3 tahun. “Saya cacat sejak usia 3 tahun karena satu langkah mempengaruhi saraf optik,” kata Fransiskus Zebua saat ditemui Vivia di Stadion Sridhar Solo.
Sebagai mantan atlet, hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Rahmad Riyadi jika datang ke Jebua. “Dia perlu membangun chemistry agar bisa unggul,” ujarnya.
“Kita harus membangun hubungan agar ada chemistry. Karena kalau tidak ada chemistry, tidak bisa lari, jadi kita harus bisa melakukan hal yang sama,” kata Rahmad.
“Cara membangun chemistry adalah dengan terus berlatih bersama dan melakukan pemanasan bersama,” ujarnya.
Rahmad mengatakan tantangan menjadi pemandu pelari adalah harus mampu menerjemahkan gerakan ke dalam kata-kata. Terlebih lagi, Frances telah cacat sejak ia berusia 3 tahun
Cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memperbanyak membaca artikel kosakata, kata Rahmad.
Sementara itu, Fransiskus mengakui bahwa kebutaan seringkali menimbulkan miskomunikasi. Namun, semuanya bisa diselesaikan pada akhirnya
“Mungkin gerakan itu yang paling membuat saya tertarik, karena saya tidak bisa melihat, saya merasa benar, tapi ternyata salah,” kata Fransiskus.
Namun, kami sudah banyak berdiskusi, komunikasi berjalan baik, dan pelatihan bisa lebih dikembangkan dari sebelumnya, ujarnya.