Catatan untuk 4 Tunggal Putra Indonesia Usai Japan Masters 2023

JAKARTA – Secara umum, pemain tunggal putra mampu tampil dengan standar tertinggi di BWF World Tour Super 500 Japan 2023. Diawali Jojo yang kalah dari Victor Axelsen (Denmark), Ginting Weng menghadapi Hong Yang (China), Chico Axelsen, dan Vito. atas Kento Momota (Jepang).

Asisten pelatih tunggal putra Indonesia itu memperkirakan keempat pemainnya tampil bagus. Kegagalan hanya terjadi ketika ada perubahan gaya permainan. Para pemain kami perlu belajar bermain lebih konsisten.

“Dari pertandingan Jojo melawan Axelsen, di game pertama dia sudah punya gaya bermainnya. Jojo membuktikan bisa menang. Di game kedua, gaya Jojo juga pas. Hanya saja saat memimpin 15-14 di game kedua Jojo menjadi pemain yang unggul. sedikit yang ada dalam pikirannya,” katanya. Di satu sisi, Axelsen akan lebih mudah menyerang lagi.”

Meski gaya Jojo membatasi serangan Axelsen sejak awal. Di game ketiga, Jojo mencoba lagi seperti di game pertama dan kedua. Tapi dia tidak bisa lebih berkonsentrasi, tambahnya.

Harry mencontohkan, Ginting juga sempat bermain rubber game dengan Weng Hong Yang. Memang benar jika dilihat dari penampilannya.

Ia menjelaskan, perlawanan terhadap Jinting akan lebih besar, terutama dalam aksi unjuk rasa.

“Walaupun Vito menjalani dua game, namun pertandingan berjalan sangat ketat. Terlihat kualitas Vito menyamai permainan lawannya, ia hampir saja mengalahkan Momota. Sayangnya di poin akhir, Vito sedikit ceroboh dalam pembukaannya. .Satu dua poin dimulai dengan melakukan servis atau menerima, pada poin lama bagaimana menahan bola pertama dan kedua.

Harry mengatakan, agar Chico kalah dari Axelsen, performanya harus ditingkatkan. Mungkin karena cara dia bermain dan kepercayaan dirinya.

“Kualitas pertahanannya perlu ditingkatkan agar tidak mudah mati. Chico perlu memiliki pertahanan yang baik karena akan menghadapi pemain level tinggi seperti Axelsen. Jika tidak memiliki pertahanan yang baik, gaya bermainnya bisa buruk. cepat,” katanya.

“Jojo, Jinting dan Chiko melanjutkan latihan mereka setelah kekalahan dan di Kumamoto. Kami mengevaluasi kekalahan tersebut. Berdasarkan evaluasi kekalahan, kami memasuki rezim pelatihan. Setiap orang juga mendapat pelatihan tambahan.”

“Sebenarnya kesalahan mereka tidak banyak. Tapi banyak hal yang harus diperhatikan dan itu sangat penting.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *