Bima, Wiwa – Jelang Pilkada Serentak 2024 di Semenanjung Caguar Barat (NTB), prajurit Korem 162/Wira Bhakti menorehkan prestasi unik bersama warga Kabupaten Bima.
Seorang prajurit TNI AD dipimpin Kodam IX/Udayana melakukan ritual budaya Kalondo Lopi (menurunkan kapal) bersama masyarakat di Desa Sangiang, Kecamatan Vera, Kabupaten Bima, NTB.
Komandan Korem 162/WB Brigjen Agus Bhakti mengungkapkan, program budaya Kalondo Lopi atau program pendaratan kapal tradisional yang melibatkan berbagai elemen masyarakat merupakan bentuk program Manunggal TNI bersama masyarakat.
Kalondo Lopi, Danrem 162/WB, melanjutkan, Selain nilai-nilai budaya tradisional masyarakat Bima, juga terdapat semangat gotong royong, gotong royong, dan toleransi dalam masyarakat yang harus terus dipupuk dan dipelihara.
Lebih lanjut Danrem 162/WB mengatakan, saat ini sedang berlangsung kampanye pilkada di Indonesia yang akan dilaksanakan secara serentak pada 27 November 2024.
Adanya hasil Partai Demokrat (Pilkada) pada Pemilukada, salah satunya adalah adanya perpecahan di masyarakat atau masyarakat karena adanya dukungan dari pasangan calon yang bersaing.
Danrem 162/WB meyakini acara kebudayaan Kalpo Lopi yang dilaksanakan pada 23-24/10/2024 bekerjasama dengan IKRA (Ikatan Keluarga Wera) Nusantara serta Forum Komunikasi Bantuan Kasabuya, Danrem 162 Wira Bhakti Telah dimulai oleh. Foka Indonesia). ) mampu menyatukan seluruh komponen masyarakat di tengah panasnya pesta demokrasi atau Pilkada bersama pada tahun 2024.
Peristiwa ini merupakan wujud nyata terjaganya persatuan yang dilakukan masyarakat Vera Bima di tengah tahun politik, kata Danrem 162/WB Brigjen TNI Agus Bhakti dalam keterangan resminya yang diperoleh Titik Kumpul Militer, Jumat, 25 Oktober. 2024. ,
Yan Kurniawan, Ketua FOKKA Indonesia juga mengatakan hal senada. Menurutnya, Kalondo Lopi merupakan kegiatan budaya yang menonjolkan kearifan lokal gotong royong masyarakat Bima yang minim bersentuhan dengan persoalan politik.
Selain itu, kegiatan ini juga sebagai wujud persatuan TNI dan masyarakat, ujarnya.
Danrem 162/WB Brigjen. Rombongan Jenderal Bintang Satu TNI AD juga disambut dengan penampilan tarian perang “Tarian Buja Kadanda”.
Menurut sejarahnya, tari Buja Kadanda diciptakan oleh masyarakat untuk melindungi wilayahnya.
Prosesi Kalondo Lopi di Desa Sangiang merupakan perayaan dan hiburan masyarakat Bima yang sangat unik dan mempunyai makna tersendiri. Kalondo Lopi merupakan tradisi yang dimainkan oleh nenek moyang suku Mbozo (Bima) sejak kedatangannya di dunia bahari. Tradisi ini tidak hanya mencerminkan kelestarian warisan budaya Sangiang, namun juga melambangkan toleransi dan kerukunan antar warga.
Desa Sangiang mempunyai banyak sekali potensi wisata alam seperti seni budaya, aneka kuliner dan berbagai potensi wisata lainnya. Salah satu daya tarik Desa Sangiang adalah Gunung Sangiang yang mempunyai makna sejarah sejak abad ke-14 Masehi.
Prosesi Kalondo Lopi secara harafiah berarti proses peluncuran kapal ke laut. Masyarakat setempat membutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun untuk membangun kapal tersebut.
Kalondo Lopi kali ini adalah kapal bernama Akbar Wirabhakti milik H. Muzrin warga Dusun Tewo, Desa Sangiang, Kecamatan Vera, Kabupaten Bima. Pembangunan Kapal Pahlawan Besar memakan biaya kurang lebih Rp 3 miliar.
Kapal Akbar Veerbhakti berukuran panjang 15 meter, lebar 7,3 meter, tinggi 3,3 meter, tinggi dan panjang puncak 32 meter. Akbar Wirabhakti merupakan kapal kargo yang beroperasi pada rute Jawa, Banjarmasin, Makassar, Flores, dan Maluku.
Selain program adat Kalondo Lopi, Korem 162/WB juga menyelenggarakan sejumlah kegiatan untuk memperingati peristiwa tersebut dengan melibatkan masyarakat luas. Diantaranya adalah bakti sosial medis gratis yang melibatkan tim medis Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Bima, diskusi bertajuk “Memanfaatkan Media Sosial untuk Menghasilkan Uang” dengan pakar IT Ismail Faham, pantai dengan dokter anak Dr. Agnes Try Herzeningrum, S.P.A., Sholat Magrib Syukuran dan Penyelamatan Kuda Liar di Pulau Sangiang