Cegah Konflik, Warga Lampung Selatan Ajak Anak Muda Gelar Pesta Budaya

Lampung, Titik Kumpul – Warga Lampung Selatan berkumpul di festival budaya untuk merayakan keberagaman dan keharmonisan budaya. Kegiatan di Lapangan Desa Bumijaya ini didukung oleh Strengthening Social Cohesion Project (SSCP).

Husnul Maad, Country Director ChildFund International di Indonesia, menjelaskan bahwa tujuan keseluruhan dari program ini adalah membantu masyarakat Lampung hidup damai melalui kegiatan budaya yang bertujuan mencegah konflik. Gulir untuk informasi lebih lanjut!

“Keberagaman budaya, suku, dan agama berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat, namun kita dapat mencegahnya melalui dialog dan pembangunan konsensus di antara anggota masyarakat.”

Menurut Maada, meskipun kegiatan “Piil Pesengiri” berbasis budaya di Lampung telah mendorong terciptanya perdamaian antar masyarakat melalui dialog dan pembangunan konsensus, namun masih diperlukan lebih banyak kegiatan berbasis budaya agar lebih diarusutamakan di kalangan generasi muda. 

“Sebagian besar artis yang tampil di acara ini adalah anak muda. Maad menambahkan: “Ini membuktikan bahwa generasi muda masih tertarik dan mau mengedepankan nilai-nilai dan prinsip-prinsip budaya dan acara adat.” 

Selain pertunjukan budaya, juga akan diadakan permainan dan kompetisi bertema budaya untuk mengedepankan aktivitas team building, dinamika kelompok dan sportivitas.

Pandu Kesuma Dewangsa, Pj Bupati Lampung Selatan mengapresiasi penerapan SSCP di wilayahnya. 

“SCCP adalah inisiatif baru yang mengatasi isu-isu penting dalam masyarakat. Kami berharap proyek ini dapat dilaksanakan di lebih banyak wilayah di Kabupaten Lampung Selatan. “Ini akan membantu kita membangun kapasitas generasi muda dan membangun perdamaian,” katanya.

SSCP diluncurkan pada 1 Februari 2023 dan akan berlangsung hingga 31 Juli 2025. Selain di Lampung, proyek ini juga dilaksanakan di Liquica, Timor Timur.

Hingga Juli 2024, inisiatif ini telah menjangkau 1001 peserta asal Lampung secara langsung melalui berbagai kegiatan. Beragam kegiatan ini mencakup dialog antar agama, budaya dan generasi, pelatihan bercerita dan peningkatan kapasitas, pendidikan pembangunan perdamaian, media dan jurnalisme warga, kesetaraan gender, keberagaman dan inklusi sosial, serta keterlibatan pemuda yang bermakna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *