JAKARTA, VIVA – Penyanyi Indonesia Raissa Ramadhani yang baru saja merilis original soundtrack (OST) film LAURA berbagi cerita tentang tantangan yang ia hadapi selama mengikuti workshop penulisan lagu. Dikenal dengan lagu-lagu emosionalnya, penyanyi muda ini mengaku sulit berkonsentrasi dan mudah terdistraksi saat lapar, terutama saat proses kreatif menciptakan lagu.
Dalam dunia musik khususnya bagi musisi, tahap workshop merupakan tahapan penting sebelum memasuki produksi akhir. Lanjutkan, oke?
Pada tahap ini, musisi berkolaborasi dengan rekan-rekannya untuk menciptakan karya yang menyentuh hati pendengarnya. Workshop ini menjadi ruang kolaborasi bagi para musisi untuk mengeksplorasi pikiran dan perasaannya sebelum diungkapkan dalam bentuk lagu. Namun, bagi Raissa, langkah tersebut kerap menjadi tantangan karena sulit fokus saat lapar.
Diakui Raissa, makanan berperan penting dalam menjaga fokus dan tenaga selama mengikuti workshop. Ia meyakini menjaga kondisi fisik dengan makan terlebih dahulu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan proses penciptaan musik.
“Saya pastikan saya tidak merasa lapar sebelum workshop,” kata Raissa seraya menekankan pentingnya makanan sebagai sumber energi untuk tetap berproduksi dan berkonsentrasi.
Soal kesukaan makanannya, Raissa mengaku dirinya bukanlah seorang picky eater. Selama lokakarya ia dengan senang hati memakan semua yang diberikan tim kecuali daging kambing.
“Saya hewan karnivora, jadi saya tidak suka kambing,” jelasnya. Ternyata ia punya kebiasaan tidak makan kambing sejak kecil. Meski sudah mencoba beberapa kali, Raissa tidak menyukai rasa daging kambing.
Sejak bergabung dengan Sony Music Entertainment Indonesia pada tahun 2022, Raissa telah membuktikan kemampuannya sebagai penyanyi balada. Lagu-lagunya kerap mengungkapkan emosi yang mendalam, terutama dalam menggambarkan kisah cinta yang kompleks. Selain merilis OST film LAURA, Raissa juga merilis beberapa lagu yang sukses memikat para pecinta musik Tanah Air, salah satunya adalah lagu Tak Bisa Riplasnyaya.
