Tiongkok – Sebuah berita menarik baru-baru ini muncul di Tiongkok bahwa sebuah perusahaan telah memberikan “liburan nasib buruk” kepada karyawannya. Kebijakan tersebut diterapkan oleh perusahaan supermarket Pandong Lai yang berbasis di provinsi Henan.
Pang Dong Lai, jaringan supermarket Tiongkok dengan lebih dari 7.000 karyawan, memelopori kebijakan ini. Karyawan yang tidak puas diberikan cuti hingga 10 hari per tahun.
Selain itu, perusahaan memberikan libur akhir pekan, libur berbayar 30-40 hari per tahun, dan libur 5 hari pada Tahun Baru Imlek.
Kebijakan ini bermula dari kekhawatiran terhadap kesehatan mental karyawan di Tiongkok. Menurut laporan tersebut, 40% karyawan di negara berpenduduk terpadat di dunia ini berisiko mengalami masalah kesehatan mental. Meningkatnya pengangguran dan meningkatnya biaya hidup mungkin menjadi penyebabnya.
Kaum muda, terutama mereka yang berusia antara 18 dan 25 tahun, memiliki tingkat kecemasan dan depresi di tempat kerja tertinggi dibandingkan generasi lainnya, menurut laporan Yangtze River School of Management.
Yu Donglai, pendiri dan CEO Pan Donglai, dikutip oleh Business Standard mengatakan, “Setiap orang memiliki saat-saat tidak bahagia, jadi jika Anda tidak bahagia, sebaiknya Anda tidak pergi bekerja.” Dia mengatakan, pengurus tidak boleh menolak cuti ini.
Kebijakan tersebut mendapat respons positif dari pengguna Weibo, beberapa di antaranya menyatakan minatnya bekerja di perusahaan tersebut.
Amerika Serikat menunjukkan hasil yang berbeda. Menurut laporan BambooHR tahun 2023, pada bulan Juni 2023, kebahagiaan pekerja AS mencapai level terendah sejak tahun 2020.
Meskipun efektivitas program kesehatan mental di tempat kerja masih diperdebatkan, perusahaan terus menawarkan berbagai manfaat, termasuk hari kesehatan mental, biaya konseling, dan layanan mediasi internal.