Aceh, LANGSUNG – Aceh mempunyai gelar khusus untuk kaum bangsawan yaitu Teuku merupakan gelar khusus bagi laki-laki suku Aceh yang masih memiliki garis keturunan sultan atau pemimpin nanggroe (tanah).
Gelar Teuku dapat diwariskan dari ayah kepada anak laki-lakinya apabila sang ayah juga menyandang gelar tersebut. Masyarakat Aceh memandang baik pada orang yang bergelar Teuku karena mempunyai kedudukan yang tinggi dan sangat taat dalam menjalankan syariat agama.
Pejuang Indonesia yang menyandang gelar Teuku antara lain Teuku Umar, Teuku Panglima Polem, Teuku Chik di Tiro, Teuku Nyak Arif dan Teuku Muhammad Hassan.
Penelusuran Titik Kumpul pada Rabu 6 November 2024, ada tiga perwira senior TNI (Pati) berpangkat jenderal bintang dua atau mayor jenderal (Mayen) yang juga berpangkat Teuku, siapakah mereka? Berikut daftarnya: 1. Mayjen TNI (Purn) Teuku Hamzah
Mantan Panglima Komando Militer (Pangdam) Iskandar Muda Mayjen Teuku Hamzah menyandang gelar tersebut karena statusnya sebagai bangsawan Aceh. Putra Aceh ini memimpin Komando Militer Iskandar Muda pada 12 Juni 1967 hingga 14 Oktober 1970.
Jauh sebelumnya, nama Teuku Hamzah sudah terkenal di kalangan masyarakat Aceh karena ikut aktif dalam Perang Krueng Panjo, dalam perebutan senjata dan amunisi tentara Jepang pada bulan November 1945. 2. Mayor Jenderal (Purn.) TNI Teuku Hafil Fuddin
Mantan Panglima TNI Iskandar Muda, Mayjen Teuku Abdul Hafil Fuddin, merupakan putra dari mahasiswa veteran tentara H. Kamarudin.
Sebagai perwira Korps Artileri Medan, Mayjen Hafil Fuddin menjabat sebagai perwira pertama di Satuan Lapis Baja, dimulai dari Danton di Yon Bersenjata 10/76 Kostrad dan berakhir sebagai Komandan RAI 10/105.
Belakangan, pada masa perwira menengah, ia pernah menjabat sebagai pesolek di wilayah Kodam II Sriwijaya, dan juga pernah menduduki berbagai jabatan strategis di Kodam V Brawijaya, Mabes TNI, bahkan pernah menjabat sebagai surveyor ahli. di bidang geografi. di Lemhanas RI.3. Mayjen TNI (Purn) Teuku Johan
Mantan Wakil Gubernur Aceh (1987-1993), Mayjen Teuku Johan lulus dari Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1961.
Teuku Johan tewas tertembak usai salat Maghrib di Masjid Raya Baiturrahman pada 10 Mei 2001. Ia tewas akibat tiga peluru yang masuk ke tubuhnya, di belakang telinga, di depan leher, dan di dada.
Teuku Johan dibunuh setelah menghubungi awak media dan mengadakan konferensi pers pada 11 Mei 2001. Dalam konferensi pers tersebut, Johan berencana menyampaikan informasi penting yang perlu diketahui publik.
Teuku Johan dimakamkan dengan seragam militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Banda Aceh sekitar pukul 14.00 usai salat di Masjid Raya.