Jakarta, 24 April 2024 – Pertalit merupakan salah satu jenis bahan bakar minyak atau BBM produksi PT Pertamina (Persero) yang saat ini banyak disukai masyarakat Indonesia. Alasannya salah satunya: harga jualnya paling murah dibandingkan bensin lainnya.
Namun belakangan beredar kabar bahwa Pertamina berencana menghentikan penjualan BBM bersubsidi. Salah satu tanda yang terlihat masyarakat adalah adanya Pertalit di papan harga SPBU yang beralih dari teks permanen ke teks saat ini.
Namun Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menegaskan, sejauh ini pihaknya masih mendistribusikan Pertalite.
“Sesuai misi yang diberikan kepada kami, saat ini kami mendistribusikan Pertalite sesuai kuota yang diberikan,” ujarnya kepada VIVA Otomotif.
Menurut pakar konversi energi ITB Tri Iusvidjayanto Zaenuri, Pertalite hanya cocok untuk kendaraan yang membutuhkan Research Octane atau RON 90.
“Sebagian besar sepeda motor yang diproduksi saat ini sudah mengadopsi emisi Euro 3 dengan RON 91, sedangkan mobil tahun 2018 menggunakan standar Euro 4 dengan RON minimal 91,” ujarnya.
Jadi mesin mana yang masih ideal untuk bahan bakar Pertalite? Berdasarkan hasil penelusuran VIVA Otomotif, kuda besi yang cocok digunakan dengan bensin RON 90 adalah yang memiliki rasio kompresi mesin kurang dari 10:1. Berikut daftarnya:
Rasio Kompresi Kawasaki Estrella 9,0:1 KLX 150 Rasio Kompresi 9,5:1 D-Tracker 150 Rasio Kompresi 9,5:1 Kompresi Atlet 9,8:1
Rasio kompresi TVS Apache 180 9,5:1 Rasio kompresi Apache 160 9,5:1 Kompresi Neo 9,35:1
Honda Supra
Rasio kompresi Suzuki Aleko 125 9,5:1 Rasio kompresi Nek 9,4:1 Rasio kompresi Address 9,4:1 Rasio kompresi Hayate 9,6:1 Rasio kompresi Thunder 125 9,2:1
Rasio kompresi Yamaha Bison 9,5:1 Rasio kompresi Scorpio Z 9,5:1 Rasio kompresi Yamaha Mio J 9,3:1 Rasio kompresi Mio GT 9,3:1 Rasio kompresi X-Ride 9,3:1 Rasio kompresi Mio M3 125 9,5:1 Rasio kompresi Soul GT1. :1 Rasio kompresi Fino FI 9,3:1
