Jakarta, Titik Kumpul – Pengelolaan sampah selalu menjadi permasalahan pelik di banyak daerah. Proses pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan sampah seringkali menemui berbagai kendala, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga rendahnya kesadaran masyarakat. Di banyak tempat, sampah masih dibuang begitu saja ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sehingga seringkali menimbulkan permasalahan baru, seperti pencemaran lingkungan dan penolakan warga sekitar.
Mengandalkan TPA sebagai solusi utama pengelolaan sampah tidak hanya membebani lingkungan, namun juga tidak menawarkan solusi jangka panjang. Sebagian besar tempat pembuangan sampah di Indonesia telah mencapai kapasitas maksimal sehingga menyebabkan bencana lingkungan dan krisis kesehatan. Keadaan ini diperparah dengan kurangnya inovasi teknologi yang mampu menangani volume sampah yang terus meningkat. Gulir terus, oke?
Kabupaten Banyumas, seperti daerah lainnya, juga menghadapi permasalahan serupa. Sebelum adanya intervensi, Banjumas mengandalkan TPA dengan sistem pengumpulan-transportasi-pembuangan, yang sudah tidak cocok lagi ketika TPA ditutup untuk warga akibat bencana. Dalam situasi kritis ini muncul keinginan untuk mencari alternatif solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Seperti yang dilakukan Waste to Wealth di bawah kepemimpinan PT Makmur Radhika Terdepan, merupakan jawaban terhadap tantangan pengolahan sampah di Banyumas. Perusahaan ini mampu mengubah keterbatasan menjadi peluang dengan mengembangkan teknologi pengolahan sampah yang inovatif. Namun, perjalanan menuju kesuksesan tidaklah mudah. Hal serupa juga disampaikan Merakarno Rahusna Taruno, Head of Waste to Wealth, bahwa penciptaan mesin pengolah sampah yang efisien membutuhkan waktu bertahun-tahun dan ribuan proses.
Sebelum munculnya teknologi Waste to Wealth, pengolahan sampah di Banjumas masih dilakukan secara manual, yang selain memakan waktu juga tidak efisien. Keterbatasan tenaga kerja dan minimnya dukungan teknologi membuat pengolahan sampah menjadi sulit dan kurang optimal. Hal inilah yang mendorong Waste to Wealth menghadirkan solusi teknologi yang mampu mengubah sampah menjadi produk bernilai ekonomi, seperti paving block dan bahan bakar alternatif.
Keberhasilan Banyumas mengatasi permasalahan sampah dan diakui sebagai daerah dengan pengelolaan sampah terbaik di Asia Tenggara tidak terjadi dalam semalam. Hal ini merupakan hasil komitmen, inovasi dan kerja keras berbagai pihak, termasuk Waste to Wealth yang berperan penting dalam transformasi ini.
Namun, kisah sukses ini bukanlah akhir dari perjuangan. Tantangan dalam pengelolaan sampah masih ada, dan diperlukan upaya kolaboratif yang lebih luas untuk mereplikasi model Banyumas di daerah lain. Teknologi yang dikembangkan oleh Waste to Wealth terbukti mampu mengatasi permasalahan yang ada, namun keberhasilan tersebut hanya dapat dicapai jika ada dukungan penuh dari pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak swasta.
“Sistem ini kami pasang secara full dan otomatis sehingga Dewan Daerah atau Daerah dapat duduk dan menyelesaikan permasalahan sampah. Seluruh produk teknologi pengolahan sampah dari PT Makmur Radhika Terdepan Waste to Wealth dapat diakses dengan e-katalog LKPP,” kata Husna.