Data Lebih Cocok Dikategorikan sebagai Nutrisi

VIVA Tekno – President dan CEO Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir, mengatakan ada dua aspek penting yang perlu dikembangkan dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. Keduanya adalah data dan talenta digital.

Ia melihat anggapan data sebagai minyak baru adalah benar. Namun, dalam pengembangan AI, data harus diklasifikasikan sebagai nutrisi.

Data yang beragam memungkinkan AI untuk belajar lebih banyak, terutama untuk menghasilkan kecerdasan buatan yang mengandalkan model linguistik skala besar (LLM).

Untuk menjamin nutrisi yang tepat bagi AI, diperlukan pengelolaan data yang terpadu dan teratur, mengingat kini data sudah banyak jenisnya.

Misalnya ada data terstruktur seperti tabel database dan lembar Excel, namun ada juga data tidak terstruktur seperti audio atau gambar.

Bukan hanya data saja, pengembangan talenta digital juga menjadi bagian penting bagi penggunaan AI di Indonesia di masa depan. Karena betapapun canggihnya kecerdasan buatan, pada akhirnya hanya dapat bekerja dengan informasi yang diberikan oleh manusia, dan dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan manusia.

Pada saat AI mengubah cara kita bekerja dengan mengubah inovasi menjadi inovasi baru dalam kehidupan kita sehari-hari, semua orang, tidak hanya pakar AI, akan membutuhkan keterampilan baru yang penting.

Beberapa di antaranya termasuk penilaian analitis, kecerdasan emosional, analisis kreatif, keingintahuan intelektual, keterampilan instruksional, dan kemampuan menggunakan AI.

Setiap talenta digital harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS), dibandingkan keterampilan berpikir tingkat rendah (LOTS).

HOTS adalah keterampilan berpikir yang berfokus pada “mengapa dan bagaimana”, seperti menganalisis informasi secara kritis dan menciptakan atau menciptakan sesuatu secara kreatif.

Dengan hadirnya pedoman kecerdasan buatan yang diterbitkan pemerintah pada akhir tahun lalu berupa surat edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2023, bisa dikatakan tahun 2024 akan menjadi babak baru bagi pembangunan. AI di Indonesia.

“Hal ini menjadikan Indonesia salah satu negara terdepan di kawasan ASEAN dalam pengelolaan AI oleh pemerintah, dan hal ini patut mendapat pengakuan karena dapat menjadi panduan pertama dalam pengembangan inovasi AI yang bertanggung jawab – sehingga dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak. AI, sekaligus memastikan AI berada dalam kendali masyarakat dan pemerintah sebagai garda terdepan dalam kendali,” kata Dharma Simorangkir dalam konferensi pers, Jumat, 5 Januari 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *