Demi Cetak Rekor Muri, Ribuan Nasi Tumpeng HUT Karawang Dibuang ke Tempat Sampah

Titik Kumpul – Sebuah fenomena tak biasa belakangan ini menjadi viral hingga menimbulkan riak di dunia maya. Pasalnya, ribuan siomay perayaan HUT Karawang dibuang begitu saja tanpa alasan.

Saat video tersebut viral di media sosial, salah satunya dibagikan @cretivox di akun Instagram miliknya, mengutip akun TikTok milik @vickyfamily pada Minggu, 16 September 2024.

Video tersebut memperlihatkan momen beberapa warga dengan bantuan petugas kebersihan membuang beberapa bongkahan beras.

Ternyata nasi tumpeng tidak bisa dimakan karena ditutupi plastik di bawah tanah. Nasi tumpeng yang sudah penuh, dilemparkan dari nampan bundar ke dalam mangkuk hijau.    Beberapa petugas polisi dan warga terlihat bergotong royong membersihkan sisa nasi pangsit yang berserakan.

Dari pengunduhan tersebut, diketahui ribuan thumpeng yang bebas dibuang ke tempat sampah pertama kali diorganisir untuk membuat peta Karawang.

Merayakan HUT Karawang ke-391 menarik perhatian lebih dari sekedar peta, karena acara tersebut berhasil memenangkan rekor 1.600 nasi tumpeng, serupa dengan peta Karawang milik Muri.

Produksi beras tumpeng dikenal sebagai hasil kolaborasi Pentahelix dengan pemerintah kota, dunia usaha, sekolah, dan pemangku kepentingan lainnya.

Sayangnya, setelah membuat ribuan nasi siomay, sajian khusus ini dibuang begitu saja. Mendadak bereaksi, Bupati Karawang Aep Syaepuloh menjelaskan, video yang beredar tentang pangsit berukuran besar yang terbengkalai menunjukkan ada pangsit yang tidak layak untuk dikonsumsi. Aep juga menekankan agar sisa pangsit tersebut sebaiknya dibagi dan dimakan bersama sekaligus.

Reaksi pengguna internet

Tak disangka, baru-baru ini sebuah unggahan video viral sukses beredar di media sosial hingga menuai reaksi dari warganet.

“Ini masih merupakan makanan untuk semua orang, mengapa tidak menyumbang kepada mereka yang membutuhkan, ada begitu banyak dan tidak ada yang berpikir untuk menyumbangkan pangsit?” tulis burung bangau.

“Nggak kebayang gimana bisa bikin kartu pakai siomay, logikanya makanan gampang basi,” sahut yang lain.

“Aneh sekali muncul ide membuat tumpeng. Bagaimana caranya menjemurnya dan menutupinya dengan plastik agar tidak tua :(,” sahut yang lain.

“Kenapa tidak diberikan saja pada yang membutuhkan,” sahut yang lain.

“Terlepas dari apakah barang-barang yang dibuang itu bisa diterima atau tidak, kalian harusnya tahu bahayanya membuang-buang makanan dalam jumlah besar, kenapa kalian membuat kekacauan seperti itu? Berapa persen penduduk Karawang yang bangga dengan tipuan seperti itu?” teriak yang lain.

“Pasti Tuhan akan marah. Coba lihat, kamu sepertinya membuang makanan. Naudhubilla,” tulis yang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *