Deretan Penyakit Ini Rentan Dialami Jemaah Haji dan Umrah, Wajib Vaksin Sebelum ke Tanah Suci!

JAKARTA – PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) bersama anak perusahaan PT Kalventis Sinergi Farma (Kalventis) dan PERALMUNI (Perkumpulan Alergi Imunologi Indonesia) menggelar konferensi pers mengenai Kalbe Academy for Media. Inisiatif ini merupakan bagian dari Calventis Vaccine Summit untuk memperingati Pekan Imunisasi Dunia (WIW).

Tema “Umrah Sehat, Aman dan Nyaman Melalui Vaksinasi” merupakan wujud kepedulian Kalbe dan Kalventis untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya vaksinasi sebelum menunaikan ibadah umrah dan sejalan dengan komitmen untuk menyehatkan masyarakat Indonesia. Umroh sendiri banyak digemari oleh komunitas muslim di Indonesia karena biayanya yang lebih terjangkau, jadwalnya yang lebih fleksibel dan tidak dikenakan kuota.

“Partisipasi dan edukasi mengenai manfaat vaksinasi merupakan bagian dari komitmen Calventis terhadap inisiatif keberlanjutan Kalbe. Kami yakin hal ini dapat mendukung upaya penerapan vaksinasi untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan produktif.” Kami berharap hal ini dapat meningkatkan kesadaran jamaah haji akan pentingnya vaksinasi agar tetap sehat sebelum beribadah di tanah suci dan kembali ke Indonesia,” Ridwan Ong, Presiden PT Calventis Sinergi Farma, di Kalbe Academy saat memberikan media briefing.

Berdasarkan data Kementerian Agama RI, jumlah jemaah umrah asal Indonesia pada tahun 2023 berjumlah 1.368.616 jiwa, yang sebagian besar merupakan jemaah umrah dengan penyakit seperti jantung, asma, diabetes, hipertensi, dan kanker. penyakit kronis lainnya. Oleh karena itu, risiko gangguan kesehatan saat beribadah lebih tinggi. Oleh karena itu, jamaah umroh memerlukan pelatihan dan perlindungan khusus untuk menjaga kondisi kesehatan tubuhnya, agar ibadah umroh lancar, aman dan nyaman. 

“Dalam masyarakat Indonesia, terdapat faktor risiko penyakit tidak menular dan beberapa penyakit menular bagi jamaah umrah, khususnya lansia dan lanjut usia. Di tanah suci, mereka akan bertemu dengan orang-orang dari berbagai negara di dunia, yang penyakitnya ada, kepadatan penduduk, kepadatan tinggi, cuaca yang berbeda-beda dan terkadang ekstrim, kelelahan, kesehatan atau resiko terkena penyakit serius dapat berupa penyakit menular maupun tidak menular kelas 1 Soekarno-Hatta, Naning Nugrahini, SKM, MKM “Oleh karena itu, pola hidup bersih dan sehat. kebiasaan sangat penting untuk mencegah penyakit. perlu upaya,” katanya.

Sejumlah upaya dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit menular dan tidak menular menjelang menopause. Beberapa di antaranya adalah meminum obat sesuai anjuran dokter, menjalankan protokol kesehatan (pola hidup bersih dan sehat atau PHBS), minum air putih yang cukup, dan mengonsumsi makanan seimbang bagi jemaah umrah yang sakit. Selain itu, pemerintah Indonesia dan berbagai organisasi terkait secara rutin melakukan pelatihan PHBS sebelum keberangkatan, pemeriksaan kesehatan, dan vaksinasi untuk menjamin kelancaran ibadah haji dan umrah serta kesehatan jamaah. Promosi dan seruan vaksinasi juga dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi, karena vaksinasi telah terbukti efektif dalam mencegah dampak penyakit menular, termasuk vaksin meningitis dan influenza.

Di sisi lain, Dokter Spesialis Saraf Anak Dr.Dr.Sp. Sementara itu, total kasus meningitis meningokokus dilaporkan di Arab Saudi pada tahun 2022 sebanyak 12 kasus. Meningitis atau pembengkakan di bawah meningen merupakan masalah kesehatan yang disebabkan oleh penyakit meningokokus invasif (IMD). Gejala klinis spesifik penyakit ini adalah nyeri pada tungkai penderita, tangan dan kaki terasa dingin, serta munculnya perubahan warna atau bercak kulit yang normal. Namun, IMD berkembang pesat dari gejala nonspesifik menjadi gejala parah dan mengancam jiwa dalam waktu 15 hingga 24 jam. Faktanya, diagnosis dini IMD sulit dilakukan. 

“Gejala non spesifik terjadi dalam waktu 4-12 jam, antara lain demam, malaise, gejala gastrointestinal, dan sakit tenggorokan. Dalam 12-15 jam, muncul efusi hemoragik, nyeri leher, meningisme, fotofobia. “Langkah selanjutnya adalah kebingungan atau delirium, kejang, tidak sadarkan diri, dan komplikasi yang mengancam jiwa dalam waktu 15 hingga 24 jam.” jelas dr dr R. A. Setyo Handryastuti, Sp.A (K) Selain meningitis, hindari flu.

Selain risiko meningitis pada jemaah umroh, penyakit infeksi saluran pernapasan juga perlu diwaspadai. Dalam beberapa tahun terakhir, infeksi saluran pernafasan menjadi penyakit yang paling banyak dialami jamaah Indonesia selama menunaikan ibadah haji di Arab Saudi. Studi di Arab Saudi menunjukkan bahwa 60 persen pasien yang berkonsultasi di Klinik Utama Mina datang dengan keluhan terkait infeksi saluran pernapasan. Hampir 40 persen anggota yang dirawat di rumah sakit disebabkan oleh pneumonia, bahkan 67 persen anggota yang dirawat di ICU disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan. Berdasarkan penelitian Balkh terhadap 500 jamaah, 56 persen jamaah yang mengalami infeksi saluran pernafasan terbukti disebabkan oleh virus influenza.

“Flu bisa menimbulkan risiko serius bila menyerang orang lanjut usia dan orang sakit. “ISPA dan pneumonia merupakan penyakit yang paling banyak ditemui jamaah haji Indonesia pada layanan kesehatan haji di Arab Saudi pada tahun 2023. Oleh karena itu, penting bagi jamaah untuk mendapatkan vaksinasi flu untuk melindungi diri selama umrah,” PP PERDOKHI (Persatuan Pengurus Pusat Seluruh Indonesia) Kedokteran Haji) CEO Dr. Syarief Hasan Lutfi, Sp.K.F.R, MARS, AIFO-K.

Diakhir konferensi pers Prof. Dr. Dr. Ketua PERALMUNI Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, mengimbau masyarakat Indonesia yang berencana berkunjung ke tanah suci sebelum bepergian dengan membawa vaksinasi yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan Saudi. Vaksinasi juga tidak penting, justru memberikan perlindungan bersama dan harapan jemaah umroh akan sehat saat pulang kampung. Masyarakat umum dapat meminta layanan vaksinasi kepada dokter dan puskesmas atau kepada biro perjalanan yang menyelenggarakan perjalanan umrah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *