Titik Kumpul – Sekjen PSSI Yunus Nosy menjadi agenda Presiden dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Anggota AFC dan Asosiasi Regional di Seoul, Korea Selatan pada 30 Oktober hingga 1 November 2024.
Seluruh perwakilan negara anggota AFC serta Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua AFC Sheikh Salman ambil bagian dalam agenda pertemuan tersebut.
Yunus Nasi berkesempatan berbicara dengan AFC yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal AFC Dito Windsor John.
Dalam kesempatan tersebut, Yunus Nasi membeberkan fakta bahwa netizen Indonesia sangat menyukai sepak bola murni.
Bahrain dan AFC pertama kali ditakutkan masyarakat Indonesia usai laga Bahrain kontra Timnas Indonesia yang berakhir imbang 2-2 di Stadion Nasional Rafah pada 10 Oktober 2024.
Usai pertandingan, laman media sosial Bahrain dan FIFA berulang kali diserang oleh pengguna Indonesia yang kecewa dengan kepemimpinan wasit.
Bahrain pun melayangkan surat kepada AFC meminta pertandingan melawan Timnas Indonesia pada Maret 2025 dimainkan di tempat netral.
Namun sebaliknya, netizen Indonesia justru bersikap sportif saat Timnas Indonesia kalah 1-2 dari China di laga kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026.
Terkait hal tersebut, Yunus Nusi mengatakan kritik dan ancaman yang dilancarkan masyarakat Indonesia di internet terhadap Bahrain dan AFC belakangan ini merupakan bukti kecintaan mereka terhadap sepak bola.
“Saat Timnas Indonesia kalah dari China, mendapat sambutan baik dari warga dan masyarakat Indonesia serta memuji kepemimpinan wasit. Hal ini kami sampaikan kepada AFC,” kata Yunus.
Oleh karena itu, Younes Nasi mengatakan PSSI berharap AFC menunjuk wasit dari zona netral untuk memimpin pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026.
Terkait perannya sebagai tuan rumah, PSSI akan memastikan keamanan timnas Bahrain saat bertandang ke Gelora Bang Karnoman (SUGBK), Jakarta pada Maret 2025. .
PSSI ingin wasit menjalankan pertandingan dengan baik sesuai hukum permainan, kata Younis.
PSSI juga berharap AFC dan FIFA memahami reaksi komunitas sepak bola Indonesia dan media internet yang terkadang berlebihan. Kami katakan ini adalah salah satu alasan masyarakat Indonesia mencintai timnasnya. Betapa besar cintanya, katanya.