Diam-diam Punya Senjata Nuklir, Hizbullah: Kami Tak Takut Amerika!

VIVA  –  Kedatangan armada tempur militer Amerika Serikat (AS) di Israel sejak awal Oktober 2023 dinilai menjadi ancaman tidak hanya bagi pasukan Hamas Palestina. Namun juga bagi milisi Hizbullah Libanom, yang terhubung dengan Republik Islam Iran.

Seperti diketahui, Angkatan Laut Amerika (US Navy) memindahkan kapal induk terbesar di dunia, USS Gerald R. Ford (CVN-78) bersama ribuan tentaranya ke Israel.

Tak hanya itu, akhir pekan lalu pihak militer AS juga mengonfirmasi kedatangan kapal selam nuklir kelas Ohio yang telah tiba di perairan Timur Tengah, di lokasi yang dirahasiakan.

Pergerakan armada tempur ke Timur Tengah diklaim Amerika untuk mencegah meluasnya konflik di wilayah Gaza, Palestina. Tujuan AS adalah mengurangi dukungan Iran terhadap Hamas, Hizbullah, dan Jihad Islam Palestina (PIJ).

Hal inilah yang membuat marah Hizbullah saat itu. Tak hanya geram dengan tindakan genosida tentara Israel terhadap warga sipil Palestina, Hizbullah juga melihat kehadiran AS sebagai ancaman.

Dalam pidatonya pekan lalu, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengancam akan menghancurkan pesawat Amerika dan armadanya.

“(Kapal perang AS di Mediterania) tidak membuat kami takut, dan tidak akan membuat kami takut. Kami telah menyiapkan armada yang mengancam Anda,” kata Nasrallah, seperti dikutip VIVA Military dari The Jerusalem Post.

Ancaman Nasrallah tak hanya dianggap hoax. Menurut dua sumber anonim di Lebanon, keberanian pemimpin faksi politik dan militer Syiah itu karena adanya senjata nuklir yang dimilikinya.

Senjata berkemampuan nuklir tersebut adalah rudal anti kapal Yakhont atau P-800 Onik buatan Rusia. Dengan kemampuan membawa hulu ledak termonuklir dengan jangkauan maksimal 600 kilometer, rudal Yakhont menjadi ancaman bagi Amerika Serikat dan Israel.

“Akuisisi rudal anti-kapal Rusia yang kuat oleh Hizbullah memberi mereka kemampuan untuk melaksanakan ancaman terselubung pemimpinnya terhadap kapal perang AS,” kata sumber Lebanon yang tidak mau disebutkan namanya.

“Dan hal ini menggarisbawahi risiko serius perang regional,” kata sumber tersebut, yang menuntut pengetahuan tentang persenjataan kelompok tersebut.

Menurut sumber tersebut, jika Hizbullah terlibat langsung melalui penggunaan rudal Yakhont, konflik regional dapat dipastikan akan semakin meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *