Dihamili 3 Kali, Korban Inses di Bengkulu Malah Peluk dan Tangisi Pelaku

BENGKULU – Di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, kasus kakak kandungnya sendiri yang hamil belakangan ini viral. Insiden pelecehan ini telah dilaporkan sejak tahun 2021. Pelaku berinisial KH (21) menghamili adik perempuannya sendiri RI (16) sebanyak tiga kali.

Pemahaman seorang kakak terhadap adiknya sendiri terungkap saat orang tua RI membawanya ke bidan desa untuk berobat karena sakit. Namun setelah diselidiki, ternyata RI mengalami keguguran.

Namun ada keanehan yang terjadi karena RI sebagai korban justru bersimpati dengan pelaku yang menghamilinya saat masih di bawah umur. Seperti dilansir akun Instagram @memomedsos, RI justru bertemu dengan kakak laki-lakinya yang dibawa ke kantor polisi karena dianggap penjahat.

Bahkan, dia memeluknya dan menangis, meminta pelakunya segera pulang. Tim Kementerian Kepolisian dan Sosial (KEMENSOS) kaget dengan kejadian tersebut.

“Cepat pulang kakak, jangan terlambat, aku tunggu,” lapor Instagram @memomedsos pada Rabu, 27 Desember 2024.

Namun RI diketahui berada dalam kondisi kesehatan yang buruk saat itu dan masih menggunakan infus setelah aborsi. Hal itu terungkap dari rekaman video salah satu pegawai Kementerian Sosial yang kemudian viral di media sosial.

Dalam kasus ini, orang tua dari saudara laki-laki yang menganiaya mengaku mengetahui hal tersebut namun berusaha menutupinya. Sikap RI yang penuh empati bahkan memeluk pelaku dan menangis dinilai sebagai perilaku korban yang tidak biasa.

Belakangan terungkap, KH selaku kakak kandungnya meminta RI merahasiakan perselingkuhan tersebut selama beberapa tahun terakhir, mulai tahun 2021. RI juga mengalami dua kali keguguran setelah hamil. Komentar warganet

“Astaghfirullah. Naudzubillah.”

“Istilah gangguan jiwa berasal dari trauma ini. Namanya sindrom Stockholm. Kasus serupa sudah beberapa kali terjadi di luar negeri. Korban sangat merasa iba, simpati, dan justru menumbuhkan rasa sayang yang mendalam kepada pelakunya.”

“Jangan lakukan itu. Pada dasarnya seperti ini atau seperti itu.”

“Sepertinya dia tidak tahu mana yang benar dan apa yang salah karena dia ditinggalkan oleh orang tuanya dan diperlakukan sama selama bertahun-tahun, jadi menurutnya hal seperti itu adalah hal yang normal…”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *