Dikeroyok Rusia dan China, Amerika Bakal Kalah Jika Dukung Perang Israel di Palestina

VIVA: Bukan hanya Israel yang mendapat kritik global. Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu utama negara Zionis juga mendapat perhatian setelah memindahkan armada militernya ke Laut Mediterania bagian timur, untuk mendukung penyerangan ke Palestina.

Meski tidak terlibat langsung dalam Operasi Pedang Besi Israel terhadap Gaza, Amerika dianggap terlibat dalam pembantaian lebih dari 2.000 warga Palestina.

VIVA Military memberitakan dalam berita sebelumnya bahwa Presiden AS Joe Biden dengan keras membantah akan mengerahkan pasukan ke Israel untuk melawan kelompok Palestina Hamas.

Biden mengaku telah memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mematuhi aturan perang dan hukum kemanusiaan internasional.

Sayangnya, sikap Biden tidak mengubah pandangannya terhadap negaranya. Amerika masih menganggap dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian rakyat Palestina.

Pecahnya konflik antara tentara Israel dan tentara Palestina Hamas kembali dianggap sebagai pemicu pecahnya Perang Dunia Ketiga. Jika momen apokaliptik ini terjadi, kemungkinan besar Amerika akan kalah.

Analisa tersebut disampaikan mantan reporter Fox News yang juga pengamat geopolitik, Tucker Carlson.

Menurut Carlson, Amerika kini berada dalam kondisi yang sangat lemah. Amerika akan menderita kekalahan telak jika negara-negara kuat lainnya, seperti Rusia dan Tiongkok, bersatu melawannya.

Poros perlawanan terhadap AS akan semakin besar jika negara lain seperti Iran dan Turki juga ikut bergabung jika militer AS ikut melakukan invasi ke Palestina.

“Taruhannya jauh lebih tinggi daripada yang disadari banyak orang Amerika. Sangat mudah untuk membayangkan banyak negara lain yang terlibat dalam konflik antara Israel dan Hamas,” kata Carlson.

“Negara-negara tersebut antara lain Rusia, Iran, Turki, Tiongkok, Arab Saudi, negara-negara Teluk dan mungkin banyak negara lainnya,” kantor berita Rusia Sputnik News mengutip pernyataan VIVA Military.

Carlson menjelaskan lagi, keadaan militer AS telah memburuk secara signifikan selama 50 tahun terakhir. Dua perang besar dengan pasukan AS di Irak dan Afghanistan telah membuat dia terpecah belah.

“Dan itu akan menjadi masalah. Militer AS saat ini lebih lemah dibandingkan 50 tahun yang lalu. Ini bukan waktunya untuk perang dunia. Kita akan kalah. Namun panglima kita tidak menyadari itu.” , dia berkata. Carlson.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *