Titik Kumpul – Seorang pria Israel ditangkap polisi atas tuduhan merencanakan pembunuhan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pria tersebut diketahui bernama Moti Maman, berusia 73 tahun. Maman merupakan warga negara Israel asal kota Ashelon.
Menurut laporan militer Titik Kumpul dari Russia Today, penangkapan Maman diungkap langsung oleh Dinas Keamanan Israel, Shin Bet.
Shin Bet mengatakan bahwa Maman dituduh terlibat dalam perencanaan pembunuhan banyak pejabat tinggi Israel, termasuk Netanyahu.
“Seorang pria Yahudi telah ditangkap karena diduga ikut serta dalam rencana Iran untuk membunuh pejabat tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu,” kata pernyataan Shin Bet.
Faktanya, Maman ditangkap oleh dinas keamanan Israel pada Agustus 2024. Namun, Shin Bet baru merilis rincian rencana pembunuhan Netanyahu pada Kamis, 19 September 2024.
Shin Bet juga mengklaim Maman diduga direkrut oleh intelijen Iran, setelah diketahui dirinya sudah dua kali mengunjungi Negeri Mullah.
Maman sendiri tinggal di Türkiye dan memiliki hubungan bisnis dengan masyarakat lokal dan Iran.
“Maman telah lama tinggal di Türkiye dan memiliki hubungan bisnis dan sosial dengan warga Turki dan Iran,” kata pernyataan Shin Bet.
Setelah mendapat undangan dari dua rekannya di Türkiye, Maman akhirnya setuju untuk bertemu dengan seorang pengusaha Iran.
Pengusaha Iran bernama Eddy yang ditemui Maman pada April 2024.
Dengan dua nama di Türkiye, dia setuju untuk bertemu dengan seorang pengusaha yang berbasis di Iran bernama Eddy pada bulan April, kata Shin Bet.
“Maman akhirnya pergi ke Iran, di mana dia diduga bertemu dengan pejabat keamanan Iran,” kata Badan Pertahanan Israel.
Sejak itu, Maman ditugaskan untuk menempatkan uang dan senjata di beberapa lokasi di Israel. Ia pun mengumpulkan informasi dengan menghubungi banyak warga Israel.
Shin Bet mengatakan Maman meminta pembayaran sebesar $1 juta (Rp 15,1 miliar) untuk partisipasinya.
Namun permintaan tersebut akhirnya ditolak oleh militer Iran. Namun, Maman disebut menerima uang sebesar $5.580 (Rp 84,3 juta) untuk menghadiri pertemuan tersebut.