Dokter Tirta Ungkap Dampak Buruk Tidur Siang Terlalu Lama, Bisa Berujung Diabetes

VIVA Lifestyle – Banyak di antara kita yang kurang istirahat di malam hari. Entah Anda harus tidur larut malam karena pekerjaan, atau Anda mengalami masalah tidur. Padahal, tidur yang cukup, 7-8 jam bagi orang dewasa berusia 18-40 tahun setiap harinya, sangat penting bagi kesehatan tubuh.

Sebab saat tidur, otak bekerja memperkuat ingatan, mengatur emosi, dan memperbaiki jaringan yang rusak. Ini juga merupakan waktu untuk mereproduksi hormon penting seperti pertumbuhan. Iklan selengkapnya, yuk!

Oleh karena itu, tidur yang cukup secara langsung mempengaruhi kemampuan kita untuk belajar, berfungsi secara emosional, dan menjaga kesehatan fisik.

Namun, mereka yang kesulitan mendapatkan tidur cukup di malam hari seringkali mengimbanginya dengan tidur di siang hari. Faktanya, sangat sedikit orang yang melakukan tidur siang panjang untuk menggantikan tidur malamnya. Faktanya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan resistensi insulin dan berujung pada diabetes.

“Banyak yang bilang aku banyak aktivitas di malam hari, jadi aku beralih ke (tidur) di siang hari, tidak ada salahnya, malah ada studi baru kemarin yang mengatakan kalau tidur terlalu lama. , meningkatkan risiko resistensi insulin yang dapat menyebabkan diabetes,” kata dr. Dikutip dalam podcast Tirta Winde pada Sabtu, 22 Juni 2024.

Dr tahu. Tirta, rata-rata orang yang sulit tidur di malam hari kerap mengalami kelelahan fisik dan mental di siang hari.

“Jadi rata-rata orang yang susah tidur itu capek sekali sepanjang hari. Kelelahan itu artinya bekerja dengan banyak stress, banyak mikir, banyak lihat, dengar, mikir. Jadi susah makannya dan mulai tidur,” tuturnya.

Menurut Dr. Tirta, untuk mengatasi masalah tersebut, mereka harus mengatur waktunya dengan baik. Buatlah jadwal kerja yang teratur dan lakukan kardio setelah seharian bekerja. 

“Satu-satunya solusi adalah mulai disiplin dan mulai memotong, kali ini saya berhenti bekerja sekarang, setelah itu saya menghabiskan energi untuk hal-hal fisik yang lemah, mau lari, cardio non-kompetitif. Kalau sudah selesai dengan olahraga kompetitif , kamu mungkin mati, “katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *