JAKARTA, Titik Kumpul – Menjelang akhir tahun, banyak pakar dan pakar kecantikan yang mulai memprediksi tren tahun depan, termasuk tahun 2025. Salah satu kesempatan untuk mengungkapkan prediksi tersebut adalah mengintip tren produk kecantikan terkini. peristiwa tahun 2025. Berbicara pada kesempatan tersebut, Dr. Kilala Tailar, ahli kosmetik, menjadi juri di banyak acara kecantikan internasional seperti In-Cosmetics, Cosmoprof, dan merupakan anggota Intercolor, serta berbagi wawasan dan pengalamannya tentang evolusi industri kecantikan.
Dokter. Kilala Tylar tidak hanya bertindak sebagai juri di acara-acara besar tersebut, tetapi juga berpartisipasi langsung dalam Innovation Awards di In-Cosmetics Global dan Cosmoprof Worldwide, dua pameran kecantikan terbesar di dunia. Gulir lebih jauh.
Baru-baru ini Dr. Kilala menjadi juri resmi Innovation Spotlight Award dan 9 Faces of the APAC Beauty Industry Award pada acara In-Cosmetics Asia di Bangkok, Thailand pada tanggal 5-7 November 2024. Dengan demikian, ia menjadi hakim yang terpercaya. Enam kali ajang internasional ini digelar di banyak kota besar seperti Paris, Barcelona, Seoul, dan Bangkok. Selain itu, Dr. Kilala juga terpilih kembali menjadi juri internasional pada 7th Cosmopack Prize dan Cosmoprof Prize yang akan diselenggarakan di Hong Kong pada 13-15 November 2024.
Berdasarkan pengalaman dan keikutsertaannya di berbagai ajang kecantikan internasional, Dr. Kilala Tylar memperkirakan ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi tren utama dunia kecantikan di tahun 2025. Diantaranya, perkembangan teknologi kosmetik yang canggih, meningkatnya kesadaran terhadap isu lingkungan, dan semakin kritisnya produk yang dipilih. Akan ada kecenderungan menuju produk vegan yang berkelanjutan, produk alami dan bebas kekejaman, kecantikan bersih, produk ramah lingkungan, kecerdasan buatan dan teknologi canggih seperti teknologi diagnostik.
Produk vegan nabati alami menjadi semakin populer. Konsumen kini lebih memperhatikan bahan-bahan produk dan cenderung memilih produk yang menawarkan nilai berkelanjutan, mengandung bahan-bahan yang aman dan bebas bahan kimia berbahaya. Tren ini tercermin dalam laporan Business Research Company (2024), yang memperkirakan pasar kosmetik nabati global akan mencapai USD 18,61 miliar pada tahun 2024 dan mencapai USD 25,61 miliar pada tahun 2028.
Selain bahan alami, kemajuan teknologi juga signifikan di industri kecantikan. Pada tahun 2025, akan banyak produk kosmetik yang menggunakan teknologi sistem penghantaran yang mampu menghantarkan zat aktif secara spesifik dan berkala ke lapisan kulit. Teknologi ini disebut teknologi kapsul aktif.
Di sisi lain, generasi muda seperti Generasi Z dan Alpha lebih peduli terhadap isu lingkungan hidup. Mereka lebih menyukai kecantikan hybrid, kosmetik murni dan ramah lingkungan. dokter. Kilala-Tilar menambahkan, generasi ini lebih menyukai produk berlabel “alami” dan “vegan” dibandingkan generasi sebelumnya. Studi Helen + Gertrude pada tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 27% Generasi Z rutin membeli produk kecantikan yang mengedepankan keberlanjutan dan lingkungan, serta lebih menyukai produk alami.
Tren keberlanjutan ini tidak hanya mencakup bahan baku dan komposisi produk, namun juga desain kemasan dan bahan kemasan yang mendukung konsep ramah lingkungan. Penggunaan kembali, daur ulang, dan pengurangan pergerakan merupakan tren yang berkembang dalam kemasan kosmetik dan perawatan pribadi. Konsumen semakin tertarik pada kemasan yang menarik secara estetika dan fungsional serta dapat didaur ulang dan memiliki dampak lingkungan yang rendah. Generasi Z, Generasi Alfa, dan Milenial menyukai kemasan unik dengan rasa inovasi dan kemudahan penggunaan. Pada tahun 2025, tren ini diperkirakan akan menjadi lebih umum.
Selain itu, teknologi kecantikan diperkirakan akan memainkan peran yang lebih penting pada tahun 2025. Menurut studi McKinsey, sekitar 71% konsumen saat ini ingin berbelanja secara langsung. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa personalisasi memiliki dampak langsung pada siklus hidup pelanggan, dengan hampir 80% konsumen lebih cenderung membeli suatu merek lagi dan merekomendasikan produk tersebut kepada teman dan keluarga. Hal ini terlihat dari maraknya ketersediaan produk baru berupa perangkat profesional berbasis teknologi kecerdasan buatan yang dapat mendiagnosis penyakit kulit dan merekomendasikan kombinasi masalah kulit yang tepat.
Merek kosmetik akan semakin mengadopsi teknologi dan ilmu pengetahuan inovatif untuk menarik konsumen baru. Banyak perusahaan kecantikan besar yang sudah mengadopsi teknologi kecerdasan buatan dan alat perawatan kulit berbasis LED untuk memberikan pengalaman yang dipersonalisasi kepada konsumen. Misalnya saja perusahaan produsen pembalut yang menggunakan teknologi chip untuk melepaskan probiotik pada permukaan pembalut yang menjaga kesehatan vagina dan meredakan nyeri haid.
Pasar teknologi kecantikan diperkirakan akan terus berkembang pesat. Berdasarkan data Statista, pasar ini diperkirakan akan mencapai sekitar $8,93 miliar pada tahun 2026 dan tumbuh selama lima tahun ke depan.
Terakhir, Dr Kilala Tylar mengatakan tentang tren warna tahun 2025: Palet warna yang sedang tren mencerminkan kombinasi elemen seperti teknologi, alam, dan pengalaman manusia. Tren warna ini memberikan keseimbangan harmonis antara aspek canggih, organik, dan berpusat pada manusia. Warna biru, kuning, merah muda lembut, merah tua, oranye, dan hijau tanah diharapkan menjadi warna dominan yang mewakili ide-ide tenang dan inovatif terkait alam.