dr. Tirta Bagikan Tips Menyeimbangkan Denyut Jantung dan Kecepatan Lari, Hindari Kolaps saat Maraton

JAKARTA, Titik Kumpul – Denyut jantung dan kecepatan berjalan menjadi kunci sukses lari maraton. Kombinasi kedua elemen ini juga mengurangi risiko kelelahan atau cedera pada hari perlombaan

Dr. Pakar kesehatan dan penggila olahraga Tirta Mandira Hudi mengatakan detak jantung setiap orang dipengaruhi oleh metabolisme dan tingkat stres. Dokter lulusan Universitas Gadja Mada (UGM) ini mengungkapkan, banyak orang yang tidak menyadari bahwa stres akibat stres kerja mempengaruhi cara berjalan.

Dari keterangan resmi Planet Sport pada Kamis 12 Desember 2024, Dr. Tirtha mengatakan, “Karena kemajuan dalam olahraga membutuhkan waktu dan konsistensi, maka tak perlu menyalahkan diri sendiri jika kemajuan lari terasa lambat.”

Dr Tirtha mengatakan, olahraga yang terstruktur dan konsisten akan beradaptasi dan mengembangkan tubuh. Dokter yang juga seorang pebisnis ini berbagi tips yang bisa dilakukan pelari sebelum hari perlombaan agar tidak kelelahan atau pingsan.

Disiplin dalam mengukur detak jantung saat berolahraga

Dr Tirtha merekomendasikan untuk memantau detak jantung Anda selama berolahraga. Anda dapat menggunakan jam tangan pintar untuk mengukur detak jantung Anda

Zona detak jantung maksimal seseorang adalah 50 hingga 80 persen dari detak jantung maksimalnya. Cara mengukurnya adalah usia 220.000 tahun. Misalnya, jika Anda berusia 30 tahun, maka detak jantung normal Anda adalah 190 detak per menit.

2. Pertahankan kecepatan berjalan Anda

Mulailah dengan kecepatan berjalan yang nyaman, lalu tingkatkan secara bertahap seiring bertambahnya jarak tempuh Anda. Jangan terburu-buru atau melihat kecepatan orang lain

Dr Tirtha mengingatkan, setiap tubuh memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ingatlah bahwa hal terpenting dalam lari maraton adalah finis dalam kondisi yang baik

3. Kenakan sepatu yang nyaman

Sepatu sangatlah penting, oleh karena itu pilihlah sepatu yang pas dengan kaki Anda. Selain meningkatkan kenyamanan, sepatu yang tepat juga dapat mengurangi risiko cedera saat berjalan.

4. Berikan hidrasi dan nutrisi yang cukup

Selain dari sisi teknis, pelari juga harus memperhatikan nutrisi sebelum lari maraton. Makanlah makanan yang kaya karbohidrat, protein, dan lemak sehat

Dr Tirta menganjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat cepat dan air kaya serat atau makanan ringan setiap 30 hingga 45 menit selama lari maraton. Disarankan untuk mengonsumsi gel energi selain minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik

5. Istirahat yang cukup

Istirahat yang cukup merupakan hal yang sering diabaikan oleh para pelari. Saat berlatih, Anda hanya fokus berlatih untuk meningkatkan kecepatan tanpa mempersiapkan tubuh semaksimal mungkin.

Dokter berusia 33 tahun ini menyarankan untuk tidur setidaknya tujuh hingga delapan jam sebelum mendaki. Istirahat yang cukup membantu pemulihan tubuh sekaligus menjaga konsistensi olahraga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *