Indramayu, Titik Kumpul – Ratusan kader murni sayap Partai Gerindra Indramayu resmi menyatakan dukungan penuh dan siap mengalahkan pasangan calon (Paslon) Lucky Hakim dan Syaefudin selaku calon bupati dan wakil bupati Indramayu yang diusung Partai Gerindra. DPP: Deklarasi digelar di ballroom Hotel Wiwiperkasa Indramayu, dihadiri kader sayap Gerindra yang terdiri dari Tunas Indonesia Raya (Tidar), purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR), dan Gerakan Pemuda Daya (GMD).
“Kami mengecam tindakan oknum yang mengaku kader Gerindra namun berani menggugat keputusan Pak Prabowo Subianto dan Pak Muzani yang mencalonkan Laki Hakim dan Syaefuddin sebagai calon bupati dan wakil bupati Indramayu,” kata Faridul Fikri. Tidar Indramayu, Ketua Umum Organisasi Sayap Partai. Gulir lebih jauh.
Faridul menambahkan, lebih dari 500 kader sayap Gerindra yang memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) resmi dan surat perintah (SK), termasuk anggota Tidar, PPIR, dan GMD dari seluruh Indramayu, mengecam keras operasi 15 Agustus itu. Tindakan tersebut dinilai tidak etis, bertentangan dengan perintah PDP serta mengancam dan mendikte Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
“Kami minta mereka segera meminta maaf kepada Ketua Umum Gerindra dan Sekjen Gerindra. Kami mencatat nama-nama yang menyebut foto Sekjen Muzani bersama Lucky Hakeem sebagai “Pengecut Politik” saat pemaparan rekomendasi Pilkada. kata Faridul.
Dalam stand yang disampaikan, ratusan kader sayap Gerindra sepakat mengangkat beberapa poin penting.
Pertama, mereka menyatakan tunduk dan patuh terhadap keputusan PDP yang mengusung Lucky Hakim sebagai calon bupati Indramayu dan bersumpah akan berjuang mengalahkan pasangan calon Lucky Hakim dan Syaefuddin di Pilkada Indramayu.
Kedua, mereka menyatakan tidak percaya kepada Presiden RDK Gerindra Indramayu Kasan Basari yang dinilai gagal memenuhi tujuan pemungutan suara RDK Indramayu. Mereka meminta Ketua Umum Partai Gerindra mengganti Ketua PPK Indramayu dengan sosok baru sesuai keinginan PDP.
Ketiga, meminta kader yang melakukan aksi pada 15 Agustus 2024 segera meminta maaf kepada Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra atas tindakan yang dinilai tidak etis tersebut.
Faridul mengakhiri pidatonya dengan ultimatum yang keras. “
“Kami mohon secepatnya mulai Jumat ini, 16 Agustus 2024, masyarakat yang namanya kami catat, untuk meminta maaf kepada Ketua Umum dan Sekjen demi persatuan dan kesatuan kader Gerindra,” tutupnya. . .