Eks Paspampres Ungkap Fakta di Balik Pertemuan Prabowo dan Habibie 26 Tahun Silam

JAKARTA, VIVA – Mantan Paspampers Mayor (Foran) Hermintoyo mengungkap fakta di balik pertemuan Presiden ketiga RI Bachardin Yosef Habibi dengan mantan Panglima Kustard Letjen Prabo Sabianto.

Prabhu bertemu dengan Habibi di Wisma Negara pada 22 Mei 1998 setelah ia dicopot dari jabatan komandan Custard. Ketika Prabhu tiba, dia ingin menanyakan alasan pemindahan tersebut.

Rangkuman perbincangan dan diskusi Prabo dan Habibi terangkum dalam buku “Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi” (2006) halaman 102-103 sebanyak 549 halaman.

“Ini penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya, Presiden Soeharto, Anda memecat saya sebagai Panglima Kustrade,” kata Prabo kepada Habibi saat itu.

Habibi membawa Prabhu pergi setelah mendapat laporan dari Panglima ABRI (Punjab) Jenderal Wiranto bahwa pasukan Kustrade sedang bergerak keluar kota menuju Jakarta. Veranto menyampaikan laporan tersebut melalui telepon pada 22 Mei 1998 pukul 06.10 WIB.

Habibi, dalam bukunya Visma Nagra, menceritakan penyambutan Prabhu.

“Karena Prabao adalah menantu Presiden Soeharto yang masih tumbuh subur budaya feodal, maka sering terjadi konflik antara disiplin militer dan disiplin sipil dalam tindakan dan perbuatannya.”

“Apa pun yang akan dilakukan (Prabhu) dapat ditoleransi dan tidak akan pernah dikutuk oleh atasannya (hal. 101) ia menulis bahwa “kebiasaan memberikan ‘ciri-ciri’ kepada Prabhu mungkin adalah salah satu alasan mengapa gerakan pasukan custard terjadi tanpa nasihat. , koordinasi dan pengetahuan panglima tentara.

Di sisi lain, mantan Psampers yang saat itu bertugas membela Habiba, Mayor (Foran) Hermantoyo menceritakan momen menegangkan saat Prabo tiba di Wisma Negara sekitar pukul 15.00 WIB.

Hermentio mengatakan Prabhu menunggu di ruang tunggu sebelum dipanggil ke kamar Habib.

“Kalau orang bilang dia (Prabhu) tidak punya moral, itu (tidak benar), dia tetap mengikuti aturan,” kata Harmentoyo, YouTuber zaman kita, seperti dilihat pada Selasa, 27 Agustus 2024.

Selagi Prabão menunggu Habiba, Hermentoyo pergi mengambil senjatanya, yang ditempelkan di koper menantu Suharto. Namun sebelum mengucapkan kata-kata itu, Pravo sadar, ia langsung menyerahkan koper dan senjatanya kepada Hermantoyo.

“Karena aku pengawal, ibarat pelindung nyawa (kekasihku), aku menghampiri (Prabhu), aku berkata, ‘Pak, aku minta maaf’ dan langsung (Prabhu) aku ambil kopernya (yang ada senjatanya) aku ambil. keluar dan memberikannya padaku. “Aku mendapatkannya sendiri”.

Jadi, kata dia, jika ada informasi bahwa Prabhu Habibi punya senjata, maka informasi itu terbukti tidak benar.

Katanya: “Jadi kalau ada yang bilang (Provo Habibi ditahan di bawah todongan senjata) itu sungguh penghinaan yang kejam.”

Setelah menerima senjata Prabo, Hermentio langsung memberitahu komandan rombongan Passampers, “Pak, ini senjata Prabo. Setelah itu, Prabo diajak menemui Habibi.” 

“Dalam waktu kurang dari 20 menit saya melihat Pravo di bawah sana. Dia berkata, ‘Di mana senjata saya?’ Jadi bukan dia datang membawa senjata, tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *