Jakarta, 25 Juni 2024 – Indonesia menghadapi tantangan besar dalam upaya mencapai target emisi nol bersih. Meskipun langkah menuju elektrifikasi telah dilakukan dalam bentuk kendaraan listrik, namun upaya tersebut dinilai belum cukup untuk mencapai ambisi lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Menurut ABB, sebuah perusahaan teknologi energi global, diperlukan langkah-langkah tambahan dan inovasi untuk memastikan transisi energi berhasil. Indonesia memiliki potensi sumber energi terbarukan yang sangat besar, antara lain lebih dari 550 GW energi surya, 450 GW energi angin, dan 100 GW tenaga air.
Namun pada tahun 2022, energi terbarukan akan memberikan kontribusi kurang dari 10% terhadap struktur energi nasional, sementara ketergantungan terhadap bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam masih tinggi.
Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP), sebuah inisiatif global, telah setuju untuk memobilisasi pendanaan sebesar $20 miliar untuk melakukan dekarbonisasi sektor energi Indonesia.
Menurut JETP, Indonesia bertujuan untuk mengurangi emisi CO2 sebesar 250 juta ton per tahun pada tahun 2030 dan meningkatkan proporsi produksi listrik dari energi terbarukan menjadi 44%.
Menurut ABB, dikutip Titik Kumpul Otomotif dari keterangan resminya, untuk mencapai tujuan tersebut, teknologi pelengkap seperti penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS) dan hidrogen bersih menjadi penting.
Dengan potensi penyimpanan CO2 hingga 400 gigaton, Indonesia mempunyai peluang besar dalam mengembangkan CCS. ABB telah berpartisipasi dalam proyek-proyek besar seperti Longship di Norwegia dan proyek CCUS pertama di Tiongkok yang dapat dijadikan referensi oleh Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga berpotensi menjadi produsen hidrogen dan amonia regional, didukung oleh pasokan gas yang melimpah dan potensi energi terbarukan. Teknologi manajemen energi hidrogen ABB, seperti ABB OPTIMAX, membantu mengoptimalkan produksi hidrogen ramah lingkungan dengan meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya pengoperasian.
Penggunaan teknologi digital twin juga penting. Solusi ini memungkinkan pengelolaan energi yang lebih efisien dan menstabilkan integrasi energi terbarukan ke dalam jaringan listrik. Platform ABB Capabilities telah digunakan untuk mengoptimalkan operasi jaringan dan pembangkit listrik, meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan.
Kerjasama antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat juga sangat penting. ABB bermitra dengan universitas-universitas di Indonesia untuk mengembangkan keterampilan tenaga kerja ramah lingkungan, mendukung pengembangan teknologi mutakhir, dan penelitian bersama.