JAKARTA, Titik Kumpul – Perwira TNI kontroversial berdarah Prancis, Letjen. Enzo Alli dituding menjadi bagian dari organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Kontroversi muncul pada 2019 setelah video Enzo berbicara langsung dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjajanto muncul di media sosial.
Saat itu, Hadi Tjahjanto bertanya kepada Enzo dalam bahasa Prancis. Enzo menjawab ingin menjadi anggota Komando Pasukan Khusus (Copassus).
Setelah video percakapan Enzo dan Marshall Hai menjadi viral, muncul berita negatif tentang Enzo. Beredar gambar Enzo memegang bendera Unitarian.
Akun foto tersebut menyebutkan bahwa Enzo memiliki ikatan dengan organisasi bernama HTI yang dilarang di Indonesia.
Penasaran dengan gambaran Enzo Ellie, Remaja Indonesia-Prancis yang viral karena lolos sebagai anggota TNI. Saya baru cari akun FB-nya, wah seram banget. Ini bocah dan ibunya., Hadiyati Bajuni Ali, dalam foto pendukung HTI dan penentang pemerintah, dikabarkan dibunuh oleh ayahnya. Akun Facebook bernama Salman Faroos menulis, “TNI ‘membesarkan’ anak-anak yang ular.”
Menanggapi unggahan tersebut, TNI AD langsung berdiri. Pada 13 Agustus 2019, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa mengatakan seluruh taruna memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Andica mengatakan, skor moderasi kondisi Enzo Alli sudah bagus, yaitu 84 persen. Dari hasil tersebut, militer Indonesia memutuskan untuk mempertahankan Enzo.
Singkat cerita, Enzo Allie berhasil lulus dari Akademi Militer (Akmil). Ia dilantik pada 26 Juli 2023 di Istana Merdeka oleh Presiden ke-7 Joko Widodo. Sejak itu ia resmi menyandang pangkat Letnan Dua (Latda).
Kini, Enzo berhasil mewujudkan mimpinya menjadi prajurit Kopassus setelah mengikuti Pendidikan Prajurit Komando. Bahkan, ia menjadi lulusan terbaik Korps Baret Merah ke-109.
Enzo dilantik bersama 157 prajurit Dangen Kopassus, Mayjen TNI John Afridi di Pantai Parmesan, Cilacap, Jawa Tengah pada Selasa, 10 Desember 2024.
Kesuksesan tersebut tentu tidak mudah bagi Enzo, ia harus menyelesaikan tradisi lintas batas (Longmarch) di Gunung Belekatebe. Tradisi ini dipimpin langsung oleh Komandan Pusdikultpasas Brigjen TNI Ahmed Fikri Musmar.
Long march yang dilakukan mahasiswa Komando ini menempuh jarak sekitar 500 kilometer di dua provinsi antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Setelah berjalan ratusan kilometer, Enzo dan kawan-kawan dilatih pendidikan rawa dan laut yang pastinya sangat sulit.