VIVA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut baik keputusan sementara yang diumumkan Mahkamah Internasional (ICC) terkait genosida tentara Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Pada hari Jumat, 27 Januari 2024, Mahkamah Internasional mengumumkan keputusannya yang menyerukan Israel untuk mengambil tindakan pencegahan dan menghentikan pembunuhan massal.
Selain itu, Mahkamah Internasional telah meminta Israel membuka jalur bantuan bagi pengungsi ke Jalur Gaza yang sangat membutuhkan.
Pada Januari 2024, putusan ICJ muncul setelah Afrika Selatan (Afsel) mengajukan gugatan. Republik Afrika Selatan menyerahkan dokumen setebal 84 halaman sebagai bukti pelanggaran Konvensi Genosida 1948 yang dilakukan negara Zionis.
Pemerintah, yang dipimpin oleh panglima perang Benjamin Netanyahu, telah diminta untuk menutupi semua bukti serangannya terhadap Gaza. Israel harus segera memberikan bukti tersebut dalam waktu satu bulan.
Namun, sambil menunggu keputusan ICJ, Israel belum memberikan jaminan bahwa pasukan Zionis akan mengakhiri agresi mereka di Gaza.
Meski demikian, Erdogan tetap menyambut baik keputusan pengadilan internasional tersebut. Erdogan menegaskan, putusan Mahkamah Internasional merupakan suara masyarakat di seluruh dunia.
Apalagi, orang nomor satu Turki itu menegaskan dunia lebih besar dibandingkan lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB): Amerika Serikat (AS), China, Inggris, Prancis, dan Rusia.
Keputusan pengadilan internasional mencerminkan slogan kami bahwa dunia lebih besar dari lima negara (anggota tetap Dewan Keamanan PBB) yang berhak memveto, kata Erdogan seperti dikutip kantor berita buruh Iran, VIVA Military. ILNA). .
Erdogan juga meminta Israel mendengarkan suara komunitas internasional untuk menghentikan aksi genosida di Palestina.
“Kami akan mengikuti proses peradilan sehingga kejahatan perang terhadap warga Palestina yang tidak bersalah tidak dibiarkan begitu saja,” kata Erdogan.
